Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Agama (Kemenag) tampaknya tidak main-main untuk mempersiapkan penyelenggaraan haji tahun depan. Padahal, penyelenggaran haji 2018 masih berjalan.
Usai melewati fase Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) pekan lalu, kini jemaah haji gelombang I mulai diterbangkan pulang ke Tanah Air sejak Senin, 27 Agustus 2018 dan gelombang II siap didorong ke Madinah mulai Jumat 31 Agustus 2018 besok.
Baca Juga
Menurut Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Kemenag telah menyiapkan delapan inovasi haji 2019 mendatang.
Advertisement
"Pertama, fast track (jalur cepat) imigrasi, akan diberlakukan kepada seluruh jemaah di 13 embarkasi," ujar Lukman ungkap Menag saat Exit Meeting Evaluasi Sementara Operasional Haji 2018, seperti dikutip dari www.kemenag.go.id, Kamis (30/8/2018).
Dia mengatakan, pembentukan kelompok terbang (kloter) jemaah haji akan dilakukan sejak awal. "Konfigurasi manifest di pesawat sudah diatur, berdasarkan regu dan rombongan, tidak diserahkan kepada daerah," ucapnya.
Berdasarkan evaluasi tahun ini, menurut Lukman, kebijakan pengaturan sejak awal itu dilakukan agar jemaah tidak terpecah saat memasuki jalur cepat imigrasi.
"Kedua, sistem sewa hotel di Madinah seluruhnya akan menggunakan full musim," kata dia.
Langkah ini diharapkan Lukman bisa mengatur dan memastikan penempatan jemaah haji sejak awal. "Kita mulai berusaha meminimalkan ketergantungan dengan majmuah," terangnya.
Ketiga, lanjut Lukman, terkait dengan Armuzna. Pada tahun ini, kata dia, jumlah tenda sangat terbatas, bahkan ada Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) yang mengkapling tenda.
"Dibutuhkan kejelasan dan ketegasan sikap petugas dan ke depan tenda harus ada nomor, sehingga tidak ada lagi saling klaim," terang Lukman.
Â
* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:Â
Inovasi Lainnya
Inovasi keempat, menurut Lukman, yang tidak kalah penting adalah revitalisasi Satuan Tugas Operasional Armuzna. "Tahun depan menggunakan pemetaan yang jelas, kualifikasi, komposisi dan jumlah petugas setiap pos," tuturnya.
Kelima, Lukman menilai, jemaah memerlukan panduan yang intinya mempermudah ibadah haji. "Ibadah haji semestinya dipermudah, jangan dipersulit. Ibadah haji dapat menggunakan pendapat yang paling mudah sepanjang ada landasannya," papar dia.
Keenam, sambungnya, akan mengintensifkan sistem laporan haji terpadu dan pelaporan dengan cara manual harus segera ditinggalkan. Lukman meminta agar sistem pelaporan dengan aplikasi harus segera dibangun. "Sistem informasi harus terintegrasi dengan kloter maupun non-kloter," tambahnya.
Ketujuh, lanjut Lukman, strukturisasi kantor daerah kerja (daker). "Kantor daker harus segera bisa dioptimalkan dengan sistem layanan terpadu sehingga setiap orang dapat terlayani dengan baik," ucap Lukman.
Terakhir, Lukman meminta bidang kesehatan diperhatikan dari hulu.
"Saya ingin rekam kesehatan jemaah terintegrasi dengan sistem aplikasi terpadu, juga monitoring kesehatan jemaah haji sejak awal dilakukan," pungkas Lukman.
Advertisement