Liputan6.com, Jakarta - Komisi Haji India melakukan diskusi dengan pimpinan Daerah Kerja (Daker) Madinah. Karena memang ternyata, manajemen haji Indonesia yang rupanya banyak diakui oleh negara lain.
Wakil Kepala Urusan Haji India, Haji Syekh Jina Nabi mengatakan, tujuan kedatangan mereka untuk berdiskusi mengenai pengelolaan haji.
Baca Juga
"Kita berdiskusi mengenai makanan, tranportasi, dan kesehatan. Insya Allah usai berdiskusi, India dapat memperbaiki layanan haji," ujar Jina.
Advertisement
Sementara itu, Kepala Daerah Kerja (Kadaker) Madinah Muhammad Khanif mengatakan, delegasi India yang datang mengapresiasi sistem penyelenggaraan haji Indonesia.
Delegasi India mengatakan, Indonesia mampu mengelola jemaah haji dalam jumlah banyak dengan sistem yang baik.
"Itu yang mereka katakan langsung kepada kita," kata Khanif.
Dia memaparkan, jumlah jemaah haji Indonesia terbesar di dunia yakni 221 ribu orang. Sementara India, memiliki jemaah haji sekitar 175 ribu orang. "Terdiri dari 135ribu haji reguler dan 45 ribu haji khusus," ucap dia.
Menurut Khanif, sebetulnya kedua negara memiliki banyak kesamaan. Kesamaan tersebut, kata dia, mulai dari sistem masa tinggal mencapai 40 hingga 42 hari di Arab Saudi, hingga penggunaan tempat pemondokan baik jemaah maupun petugas yang sama-sama menggunakan sistem sewa.
"Satu-satunya perbedaan ialah pada sistem penentuan masa pemberangkatan jemaah haji," tutur Khanif.
* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Selalu Ingin Belajar
India, kata Khanif, menggunakan sistem pengundian untuk menentukan jemaah haji yang berangkat. Sedangkan Indonesia, menggunakan sistem pemberangkatan sesuai nomor antrean.
"Melihat sistem tersebut dianggap bagus, India tertarik, katanya tahun depan akan mencontoh dan mengubah model pemberangkatan jamaahnya," terang Khanif.
Khanif menyebut, selain ingin belajar, kedatangan para delegasi misi haji India itu ingin meningkatkan kerja sama kedua negara dalam urusan haji.
"Mereka beranggapan bahwa kerjasama dalam berbagai hal ini perlu ditingkatkan, karena untuk kepentingan jamaah haji seluruh dunia," jelas Khanif.
Laporan jurnalis Dream, Maulana Kautsar, dari Tanah Suci
Advertisement