Liputan6.com, Jakarta - Jemaah haji Indonesia telah melalui puncak haji. Meski begitu, mereka tetap mendapatkan pembimbingan ibadah. Kegiatan pembimbingan ibadah ini dilakukan untuk menjaga kesinambungan ibadah dan kemabruran ibadah haji.
"Bimbingan ibadah setelah puncak haji ditujukan untuk menjaga kontinuitas ibadah. Ritme ibadah jemaah jangan sampai turun," ujar Konsultan Pembimbing Ibadah Daerah Kerja Makkah, Arab Saudi, Aswadi.
Baca Juga
Ia mengatakan, tujuan akhir berhaji adalah menggapai kemabruran.
Advertisement
"Jika sebelumnya ibadahnya kendur, maka setelah ibadah haji harus meningkat. Jika sebelumnya hanya peduli kepada diri sendiri, maka setelah berhaji harus peduli kepada orang lain," ucapnya.
Selain menjaga keberlanjutan ibadah dan kemabruran, menurut Aswadi, para konsultan ibadah juga membekali jemaah haji yang hendak berangkat ke Madinah.
"Salah satu materi yang disampaikan yaitu mengenai pelaksanaan salat arbain dan lokasi ziarah di Madinah," kata Aswadi.
Â
* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:Â
Indikator Kemabruran
Sementara itu, Konsultan Ibadah Sektor XI Makkah, Mukhtar Solihin mengatakan, ada sejumlah indikator kemabruran yang bisa didapatkan jemaah. Pertama, kata dia, niat haji dengan tulus ikhlas karena Allah SWT.
" Tidak sum'ah (ingin didengar), tidak riya atau pamer, dan tidak untuk menonjolkan diri agar dihormati," paparnya.
Poin kedua, lanjut Aswadi, yaitu biaya haji yang digunakan harus berasal dari kerja yang halal. Lalu poin ketiga, kata dia, ibadah haji harus dijalankan sesuai dengan tuntunan Alquran dan sunnah.
"Poin keempat yaitu sejak berniat ihram dan selama ibadah haji tidak melakukan maksiat dan melanggar pantangan ihram. Dan kelima, setelah selesai melaksanakan haji ada perubahan atau peningkatan amalan ibadah," tegas Aswadi.
Â
Laporan jurnalis Dream, Maulana Kautsar, dari Tanah Suci
Advertisement