Sukses

Jemaah Haji Asal Lombok, Sumbawa, dan Bima Kumpulkan Bantuan Untuk Korban Gempa

Mayoritas jemaah haji asal Lombok Timur, Sumbawa, dan Bima, tetap bersemangat dalam menjalankan ibadah, meskipun banyak saudara di kampung halaman menjadi korban gempa.

Liputan6.com, Jakarta - Sepanjang Selasa, 12 September 2018, terdapat 21 kelompok terbang (kloter) jemaah haji yang terbang ke berbagai debarkasi di Tanah Air. Dari jumlah itu. terdapat pula kloter LOP-10 asal Lombok Timur, Sumbawa, dan Bima.

Menurut Ketua Kloter LOP-10 Taufiqurrahman, sebagian jemaahnya merupakan korban gempa bumi Lombok beberapa waktu lalu.

"Ada 12 jemaah kloter LOP-10 merupakan korban gempa Lombok," ujar Taufiq saat ditemui di Bandara Prince Mohammad bin Abdul Aziz (PMAA) Madinah, seperti dikutip dari laman www.haji.kemenag.go.id, Kamis (13/9/2018).

Taufiq menuturkan, keluarga jemaah haji yang menjadi korban gempa masih mengungsi. Menurutnya, sebagian besar belum berani tidur di dalam rumah.

"Ada yang masih mengungsi, ada yang sudah pulang tapi hanya berani tidur di teras," ucap Taufiq yang merupakan pegawai Kanwil Kemenag Provinsi NTB.

Meskipun rumah dirinya dan sebagian jemaah LOP-10 mengalami kerusakan, mereka telah ikhlas. Bahkan, kata Taufiq, seluruh jemaah LOP-10 juga berinisiatif mengumpulkan bantuan untuk para korban gempa.

"Kami telah mengumpulkan bantuan dari jemaah LOP-10, ada Rp 21 juta lebih. Rencana akan kami titipkan ke panitia Kemenag Kanwil NTB untuk disalurkan," kata Taufiq.

Mayoritas jemaah haji LOP-10, dinilainya, tetap bersemangat dalam menjalankan ibadah, meskipun banyak saudara di kampung halaman menjadi korban gempa.

Terlebih, kata dia, saat menjelang pemulangan, mereka sudah sangat ingin melihat kondisi keluarga yang dikabarkan masih terus diguncang gempa tektonik.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

2 dari 2 halaman

Ada Haji Wafat

Taufiq mengatakan, haji asal LOP-10 meninggal dunia satu orang bernama Baco Usman Abdullah bin Usman (60). Jemaah asal Bima tersebut, kata dia, wafat setelah kembali dari Mina untuk menuntaskan prosesi haji.

Sementara, menurut informasi dari Bidang PHU Kanwil Kemenag NTB, LOP-9 merupakan kloter yang paling banyak jemaah korban gempa, totalnya ada 70 orang. Sedangkan di kloter LOP-11 ada satu haji yang anaknya menjadi korban gempa.