Liputan6.com, Jakarta - Sebagian koper jemaah haji asal debarkasi Surabaya terpaksa diangkut menggunakan pesawat lain yang terpisah dari rombongan akibat overload atau kelebihan muatan.
Menurut Sekretaris Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) debarkasi Surabaya Jamal, ada beberapa kelompok terbang (kloter) yang koper atau barang bawaannya harus ditangguhkan saat proses pemulangan dari Tanah Suci ke Tanah Air.
Baca Juga
Mereka yaitu berasal dari kloter 39 dan 40 asal Kabupaten Bojonegoro serta kloter 53, 54 asal Kota Kediri dan Surabaya.
Advertisement
"Kloter 39 dan 40 asal Bojonegoro tiba di Asrama Haji Sukolilo Surabaya pada 10 September lalu. Namun sebagian koper atau barang bawaannya akan dikirim menyusul karena saat proses pemulangan dinyatakan kelebihan muatan," ujar Jamal, seperti dilansir Antara, Senin (17/9/2018).
Kejadian yang sama, lanjut dia, juga dialami jemaah haji kloter 53 dan 54 asal Kota Kediri dan Surabaya yang tiba di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya pada hari Sabtu, 15 September 2018.
"Itu merupakan kebijakan dari maskapai Saudia Arabian Airlines yang melayani penerbangan jemaah haji. Mereka harus menangguhkan barang bawaan setelah mendeteksi adanya kelebihan muatan demi keselamatan jemaah," ucapnya.
Jamal menjelaskan, koper jemaah haji sebelum masuk ke pesawat sudah ditimbang satu persatu untuk disesuaikan dengan ketentuan penerbangan internasional.
"Informasi yang kami terima dari Saudi Arabian Airlaines, saat proses pemulangan rombongan haji kloter 39, 40, 53 dan 54 debarkasi Surabaya, muatan bagasinya terpaksa dikurangi demi keselamatan penerbangan akibat cuaca yang sangat panas di Madinah," kata Jamal.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Â
Pastikan Koper Menyusul
Jamal memastikan, koper jemaah haji yang tidak terangkut akan menyusul menggunakan pesawat lain dan selanjutnya diantar ke daerah asal pemiliknya masing-masing.
"Itu merupakan tanggung jawab Saudi Arabian Airlines. Bila keadaan sudah memungkinkan, akan segera mengirim semua barang bawaan dan koper yang tertunda menggunakan pesawat lain. Kemudian kami akan mengantar ke alamat pemiliknya di daerah masing masing," papar dia.
Ia mencontohkan sebagian bawang bawaan dan koper dari kloter 39 dan 40 asal Kabupaten Bojonegoro yang harus ditangguhkan saat proses pemulangan pada 10 September 2018 lalu. Saat ini, kata Jamal, semua koper sudah diterima oleh para pemiliknya di rumah masing-masing.
"Jadi kami harap jamaah dari kloter 53 dan 54, atau bisa saja nanti terjadi pada kloter lainnya, yang barang bawaan atau kopernya tidak terangkut karena kelebihan muatan, diharap untuk tenang. Semua koper yang tertunda bawaannya pasti akan dikirim ke daerahnya masing-masing," jelas Jamal.
Advertisement