Sukses

Menyusuri Rekam Jejak Sejarah Nabi dan Islam di Kota Thaif Saudi

Jalanan menuju Thaif, khususnya ketika melewati Pegunungan Asir dan Pegunungan Al Hada berkelok-kelok, panjang dan menanjak hingga puncaknya.

Liputan6.com, Jakarta - Kaum Muslim yang pernah menjalankan ibadah haji atau umrah ke Tanah Suci, mungkin sudah tak asing dengan nama kota yang satu ini, Thaif. Kota ini dikenal berhawa sejuk karena berada di lembah antara Pegunungan Asir dan Pegunungan Al Hada.

Kota yang dapat ditempuh selama 1 jam 45 menit dari kota Makkah ini populer dengan perkebunan delima, kurma, dan sayuran.

Termasuk juga pohon langka yang namanya tercantum dalam Alquran, yaitu pohon Zaqqum, seperti dikutip dari laman www.haji.kemenag.go.id, Jumat (21/9/2018).

Thaif merupakan kota di Provinsi Makkah, Arab Saudi pada ketinggian 1.700 meter di lereng Pegunungan Sarawat. Setiap musim panas, Pemerintahan Saudi pindah dari panasnya Riyadh ke Thaif. Kota ini juga merupakan pusat area agrikultur yang terkenal dengan anggur dan madunya.

Jalan menuju Thaif, khususnya ketika melewati Pegunungan Asir dan Pegunungan Al Hada berkelok-kelok, panjang, dan menanjak hingga puncaknya.

Tak seperti pegunungan pada umumnya, area pegunungan di sini nyaris tak ditumbuhi pepohonan, tandus, berbatu, dan berpasir.

Namun saat memasuki kota Al Hada sebelum Thaif, akan terlihat pemandangan sebaliknya. Di sepanjang jalan ditemukan sejumlah pepohonan dan hamparan rumput hijau. Tampak beberapa rumah modern dan tradisional berdiri sepanjang jalan menuju Thaif.

Di sekeliling kawasan ini juga dipenuhi tempat-tempat wisata bagi penduduk Arab Saudi, di antaranya adalah wisata menaiki unta, taman-taman bermain untuk anak-anak, serta toko buah-buahan. Di kawasan ini terdapat pula tempat untuk bermiqot atau berihram saat haji dan umrah, yakni Wadi Sair Kabir.

Memasuki kota Thaif, kesejukan mulai terasa. Hal ini pula lah yang menyebabkan tempat ini kerap dijadikan sarana berwisata kala musim panas.

Bahkan kabarnya, para raja Saudi dan kerabatnya banyak membangun tempat peristirahatan di kota Thaif. Karena itu pula kota ini dijuluki Qaryah Al Mulk, yang berarti Desa Para Raja.

Selain hawa sejuk, satu hal yang membuat kota Thaif kian membuat penasaran adalah keberadaan pohon-pohon Zaqqum. Pohon berduri tajam dan besar itu merupakan jenis pohon langka yang tak tumbuh di Indonesia atau negara lainnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

2 dari 2 halaman

Kisah Nabi Muhammad

Tak hanya sejuk, rupanya kota ini juga menjadi begitu istimewa karena menyimpan sejarah kehidupan dan perjuangan syiar Rasulullah Muhammad SAW yang berat.

Tiga tahun sebelum hijrah, Rasulullah melakukan perjalanan ke Thaif untuk berdakwah. Perjalanan ini dilakukan tak lama setelah wafatnya sang istri, Khadijah RA serta sang paman sekaligus pelindung utama beliau, Abu Thalib.

Wafatnya kedua sosok yang disegani itu membuat kaum Quraisy semakin berani menentang dan mengganggu Rasul. Untuk mengantisipasi kekejaman kaum kafir Quraisy kala itu, akhirnya secara diam-diam Rasul melakukan perjalanan syiar dengan berjalan kaki ke Thaif.

Rasul tinggal di Thaif selama 10 hari untuk berdakwah sekaligus meminta perlindungan. Namun ternyata, penduduk kota itu melakukan penolakan dan memperlakukan Rasul dengan kasar.

Bahkan mereka melempari Rasul hingga kakinya terluka. Tindakan brutal ini membuat sahabat Rasul, Zaid bin Haritsah, ikut turun tangan membela dan melindungi beliau. Namun kepala sang sahabat juga terluka akibat lemparan batu.

Kisah dakwah Rasulullah di kota Thaif ini merupakan satu dari sekian banyak perjuangan berat Beliau dalam menyebarkan agama Allah.

Meski tak mudah, Rasul senantiasa ikhlas, sabar, dan tidak pernah berputus asa dalam menghadapi segala bentuk perlakuan kaumnya. Banyak peninggalan sejarah Islam dikota ini antara lain Masjid Ibnu Abbas dan Pasar Ukaz.