Liputan6.com, Jakarta Waktu puasa Ramadan masih banyak ditanyakan oleh beberapa orang umat muslim yang belum terlalu paham. Pada intinya, puasa Ramadan wajib dikerjakan setelah terlihatnya hilal, yaitu setelah bulan Sya’ban genap 30 hari.
Sedangkan waktu puasa Ramadan setiap harinya juga masih banyak dipertanyakan, apakah setelah masuknya waktu imsak, atau setelah azan shubuh. Hal ini tentu harus kamu cermati sebagai umat Islam, untuk kesempurnaan ibadah puasa di bulan Ramadan.
Advertisement
Baca Juga
Oleh karena itu, wajib hukumnya untuk tahu waktu puasa Ramadan sehingga kamu tidak terlewat atau terlalu cepat dalam melakukannya. Pasalnya, dalam berpuasa kamu juga memerlukan strategi untuk mengontrol diri sehingga bisa mendapatkan hikmah puasa secara maksimal.
Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (3/5/2019) waktu puasa Ramadan yang wajib diketahui umat Islam.
Waktu Puasa Ramadan
Ketentuan pelaksanaan waktu puasa bisa dilihat dari Surat Al-Baqarah. Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Baqarah ayat 187 yang artinya “Dan makan minumlah sehingga terang kepadamu benang putih dari benang hitam yaitu fajar” [Al-Baqarah: 187] [2].
Ketika ayat tersebut diturunkan sebagian sahabat Nabi SAW mengambil tali berwarna hitam dan putih yang kemudian diletakkan di bawah bantal mereka atau diikatkan di kaki mereka. Meraka terus makan dan minum hingga kedua tali tersebut bisa dibedakan mana yang putih dan mana yang hitam. Pada akhirnya para sahabat mengerti waktu pausa ramadan setelah Nabi Muhammad SAW menjelaskan bahwa maksud ayat tersebut adalah hitamnya malam dan putihnya siang. Jadi dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa waktu puasa Ramadan dimulai ketika terbitnya fajar.
Advertisement
Fajar Kadzib dan Fajar Shadiq
Setelah mengetahui bahwa waktu puasa Ramadan adalah ketika terbitnya fajar, ternyata ada lagi pembagian fajar tersebut.
Dari Al Mawardi di dalam kitab Iqna’ menuturkan bahwa: “Waktu berpuasa adalah dari terbitnya fajar kedua sampai tenggelamnya matahari. Akan tetapi (akan lebih baik bila) orang yang berpuasa melakukan imsak (menghentikan makan dan minum) sedikit lebih awal sebelum terbitnya fajar dan menunda berbuka sejenak setelah tenggelamnya matahari agar ia menyempurnakan imsak (menahan diri dari yang membatalkan puasa) di antara keduanya.
Dari sini kamu bisa melihat adanya kata kata fajar kedua, yang memang menjadi salah satu pembagian dari fajar. Nabi Muhammad SAW pernah menjelaskan bahwa fajar itu ada dua, yaitu Fajar Kadzib dan Fajar Shadiq.
Dari Ibnu Abbas RA, Rasulullah SAW bersabda, yang artinya: “Fajar itu ada dua : Yang pertama tidak mengharamkan makan (bagi yang puasa), tidak halal shalat ketika itu, yang kedua mengharamkan makan dan telah dibolehkan shalat ketika terbit fajar tersebut”
Saat Fajar Kadzib datang tidak dibolehkan ketika itu shalat shubuh dan belum diharamkan bagi yang berpuasa untuk makan dan minum. Sedangkan saat fajar shadiq datang maka akan diharamkan makan bagi yang puasa, dan sudah boleh melaksanakan shalat shubuh.
Rasulullah SAW juga pernah bersabda, “Jika salah seorang dari kalian mendengar adzan padahal gelas ada di tangannya, janganlah ia letakkan hingga memenuhi hajatnya”. Jadi walaupun kamu sedang minum dan minuman kamu di gelas tersebut belum habis ketika sedang azan, kamu dapat meneruskannya sampai habis. Jadi tidak perlu panik, dan tetaplah tenang.
Waktu Imsak
Jadi bagaimana dengan waktu imsak yang biasanya kamu lihat di kalender imsakiyah? Ternyata waktu imsak ini dibuat agar kamu berhati- hati dengan waktu puasa Ramadan kamu. Dengan adanya waktu imsak yang biasanya diatur atau ditetapkan sepuluh menit sebelum waktu subuh, orang orang dapat melaksanakan makan sahur tidak terlalu mepet dengan waktu puasa ramadannnya.
Dalam waktu sepuluh menit tersebut, kamu bisa melakukan aktivitas aktivitas sahur seperti menggosok gigi, membersihkan sisa sisa makanan yang bisa membatalkan puasa, hingga persiapan persiapan lainnya untuk melaksanakan shalat subuh.
Tentunya waktu imsak ini akan sangat membantu kamu dalam mengatur waktu puasa Ramadan harianmu. Kamu bisa mengatur waktu, kapan harus bangun tidur dan kapan harus berhenti makan dengan adanya waktu imsak.
Sedangkan untuk waktu berbuka sendiri, dari Umar Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata Nabi Muhammad SAW bersabda, “Jika malam datang dari sini, siang menghilang dari sini dan terbenam matahari, telah berbukalah orang yang puasa”. Kamu juga bisa melakukan patokan dengan mendengar azan maghrib atau di beberapa tempat ada yang memakai sirene pemberitahuan bahwa waktu berbuka puasa sudah masuk.
Dari keterangan keterangan di atas, kamu bisa mengambil kesimpulan bahwa awal dimulainya waktu puasa Ramadan adalah ketika terbit fajar yang juga merupakan tanda masuknya waktu shalat subuh, bukan pada waktu imsak. Adapun menahan diri atau memulai waktu puasa Ramadan lebih awal sebelum terbitnya fajar, misalkan di waktu imsak hanyalah sebagai anjuran untuk lebih smepurna dalam melaksanakan puasa Ramadan.
Advertisement