Sukses

Gaya Pejabat Garut Satukan Bawahan Lewat Ngaliwet Jelang Ramadan

Momen ngaliwet jelang Ramadan menjadi tradisi yang ditunggu para aparatur sipil negara di lingkungan Pemda Garut.

Liputan6.com, Garut - Ratusan aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Sekretariat Dearah (Setda) Pemda, Garut, Jawa Barat, nampak antusias menggelar acara Ngaliwet, bersama pejabat daerah, menjelang datangnya bulan suci Ramadan, 1440 tahun ini.

Beralaskan daun pisang, nasi liwet yang dihasilkan dari Kastrol (Wajan khusus nasi) langsung ditumpahkan di atas daun pisang yang telah disediakan. Tidak ada sekat dan batas antara atasan dan bawahan dalam momen bersama tersebut.

Bahkan pejabat kota Intan Garut, sengaja menggelar acara tersebut setiap tahunnya, hanya untuk merayakan penyambutan salah satu bulan suci bagi masyarakat muslim itu.

"Dengan ngaliwet banyak manfaatnya. Mulai kebersamaan, kekompakan, dan kerja sama antar pegawai ini," ujar Wakil Bupati Garut Helmi Budiman, Kamis (3/4/2019).

Helmi menuturkan, budaya ngaliwet bagi masyarakat sunda memiliki sarat makna, selain menunjukan kekompakan, juga mampu menghilangkan sekat atau pembatas antara atasan yang notabene pejabat, dengan bawahan yang merupakan staf.

"Kalau makan nasi liwet ini nikmatnya beda dengan makan sendiri atau di tempat makan," ungkap Helmi mengungkap salah satu kelebihan makan dengan cara ngaliwet tersebut.

Selain menikmati menu khas sunda seperti nasi liwet, ayam goreng, ikan asin dan sambel khas, ngaliwet mampu menghadirkan senda gurau di antara seluruh pegawai pemda Garut.

Sesekali terlontar guyonan antar pejabat, termasuk para staf dan bawahan, yang ikut merasakan sensasi dalam satu momen kebersamaan itu. "Indah saja, sebab di sana tidak ada lagi pejabat atau bawahan, semuanya sama pegawai pemda Garut pelayan masyarakat," ujar Helmi bangga.

Ogi, salah satu pegawai setda Garut mengaku bangga menjadi bagian dalam acara ngaliwet tersebut, terlebih selama kegiatan berlangsung nampak senda gurau dan banyolan khas masyarakat sunda keluar di sana. “Seperti satu kesatuan keluarga saja, tidak ada penyekatnya,” ujar dia.

Pegawai yang bertugas di bagian humas setda Garut itu berharap, momen tersebut bisa menjadi salah satu kekuatan pemda Garut dalam memberikan pelayanan bagi masyarakat. "Dan tentunya memasuki bulan suci Ramadan, kita bisa berlomba menambah amal pahala kebaikan," ujar dia.

 

2 dari 2 halaman

Momen Islah Pascapemilu

Helmi menyatakan, dengan berakhirnya momen politik nasional tahun ini, masuknya Ramadan, diharapkan mampu mempersatukan kembali seluruh elemen anak bangsa, demi keutuhan NKRI.

"Mari kita kembali kepada fitri atau kesucian hati, kita bersama-sama lagi untuk membangun Garut," pinta dia.

Selain itu, dengan meningkatnya ketaan selama bulan suci ramadan, mampu menciptakan situasi kondusif seluruh masyarakat Garut.

"Jangan lagi ada perbedaan kubu-kubuan, mari saatnya kita kembali bergadengan tangan," kata dia.

Selama berlangsungnya pemilu nasional, Ia bersyukur seluruh masyarakat Garut, bahu membahu memberikan dukungan dan tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. "Alhamdulillah semuanya berjalan lancar dan sukses, selamat kepada mereka yang terpilih," ujar dia.

Terakhir, Helmi menegaskan, meskipun dalam keadaan perut kosong akibat puasa, namun seluruh pelayanan masyarakat tetap berlangsung seperti biasa. "Justru bulan puasa harus lebih meningkat, sebab bernilai ibadah yang berlipat," ujar dia sambil tersenyum.

 

Simak juga video pilihan berikut ini: