Sanggara Balanda, Makanan Berbuka Orang Bugis Sejak Zaman Penjajahan Belanda

Liputan6.com, Makassar - Ada banyak menu berbuka puasa berbahan dasar pisang khas dari orang-orang Bugis-Makassar. Salah satu yang menjadi favorit adalah Sanggara Balanda.

Dalam bahasa Bugis, Sanggara berarti pisang goreng, sementara Balanda berasal dari nama negara Belanda. Konon Sanggara Balanda dulunya dibuat pada zaman penjajahan Belanda di Sulawesi Selatan.

"Saya tidak tahu persis ceritanya, namun dulu Sanggara Balanda ini dibuat pakai keju dan mentega yang dibawa oleh orang Belanda, makanya dinamai Sanggara Balanda," kata Maryam Saini, seorang ibu rumah tangga yang diwarisi resep dan cara memasak Sanggara Balanda secara turun temurun dari keluarganya, Rabu (8/5/2019).

Hingga kini Sanggara Balanda menjadi salah satu menu favorit untuk berbuka puasa. Sanggara Balanda menjadi pilihan karena makanan khas suku Bugis sudah pasti selalu disajikan dalam keadaan segar, sebab Sanggara Balanda bukanlah tipe jajanan yang bisa tahan lama.

"Makannya selalu fresh. Itulah juga kenapa makanan ini tidak banyak dijual di pasar, karena tidak awet. Paling lama tiga hari itu pun ditaruh di lemari pendingin," jelasnya.

Ciri khas Sanggara Balanda yakni penggunaan bahan hanya boleh pisang raja yang benar-benar matang. Pisang lain dianggap tidak cocok karena tidak pas aroma, tekstur, dan rasanya.

"Pisang raja itu kan banyak mengandung gula jadi ada proses karamelisasi saat digoreng. Apalagi pisangnya digoreng dua kali," Maryam menjelaskan.

Setelah digoreng, Sanggara Balanda kemudian dibelah tengahnya dan diberi kacang tanah yang sudah disangrai dan dihaluskan terlebih dahulu. Sanggara Balanda kemudian disajikan dengan kuah gula yang sebelumnya telah dicairkan.

"Beberapa orang memberi taburan keju di atasnya, kalau saya pribadi tidak terlalu suka," ucapnya.

Kini telah banyak inovasi dari Sanggara Balanda. Ada yang disajikan dengan kuah kental manis ada pula yang disajikan dengan cokelat untuk memperkaya rasanya.

"Ada juga yang pakai kuah gula aren," dia memungkasi.