Liputan6.com, Jakarta Merokok seringkali jadi salah satu aktivitas yang dilakukan untuk buka puasa di kala bulan Ramadan. Kebiasaan semacam ini bukanlah hal yang baik.
Ade Meidian Ambari, dokter spesialis kardiovaskular mengatakan ada bahaya apabila seseorang yang baru berpuasa menghisap rokok untuk membatalkannya.
Baca Juga
Menurut Ade, apabila tubuh yang telah melakukan puasa langsung buka puasa dan dibebani dengan rokok, orang tersebut akan lebih rentan terkena berbagai penyakit, salah satunya penyakit kardiovaskular dan paru-paru.
Advertisement
"Misalnya kita capek, lelah, otomatis beban jantungnya meningkat, kita tidak makan, kurang cairan lalu dibebani dengan rokok yang ada karbon monoksidanya, ada nikotinnya yang merusak tubuh, otomatis lebih rentan," kata Ade ditemui Health Liputan6.com beberapa waktu yang lalu di Jakarta, ditulis Kamis (9/5/2019).
Â
Simak juga Video Menarik Berikut Ini:
Daripada Merokok Lebih Baik Minum Air Putih
Mereka yang berbuka dengan rokok rentan terkena penyakit seperti infeksi paru-paru, ataupun sesak napas. Tidak hanya itu lambung juga bisa terpapar asap.
"Setiap orang akan berbeda tentunya. Kalau dia merokok tentunya asapnya bagi paru-paru kan tidak baik. Jadi lebih rentan untuk infeksi paru atau sesak napas. Lambungnya juga (terpapar) dengan asap rokok, dia mungkin jadi lebih asam," ujar Ade menambahkan.
Memang, dampak negatifnya tidak terlalu besar. Namun tetap saja, aktivitas merokok saat buka puasa tentu saja tidak disarankan. Malah, bulan Ramadan sebenarnya adalah waktu yang tepat untuk berhenti merokok.
Daripada menghisap rokok, Ade menyarankan orang untuk berbuka puasa dengan makanan yang baik. Biasanya, dimulai dengan mengonsumsi makanan manis dilanjutkan dengan makan besar.
Dalam kesempatan yang berbeda, dokter spesialis gizi klinik, Juwalita Surapsari mengatakan bahwa saat berbuka, yang paling tepat dikonsumsi pertama kali adalah air putih. Setelah itu, dilanjutkan dengan mengonsumsi makanan manis untuk menaikkan kadar gula darah dalam tubuh.
Advertisement