Sukses

Hadiah Ramadan, Bosnia Buka Masjid Bersejarah yang Rusak Akibat Perang

Masjid bersejarah di Bosnia kembali dibuka sebagai hadiah Ramadan setelah hancur selama lebih dari 27 lalu.

Liputan6.com, Foca - Masjid Aladza di Kota Foca, Bosnia timur, adalah sebuah mahakarya arsitektur Utsmani yang termasuk Daftar Warisan Dunia UNESCO. Bangunan bersejarah itu kembali dibuka secara seremonial pada Sabtu 4 Mei 2019, setelah hancur akibat perang pada 1992 silam.

Pembukaannya dihadiri oleh ribuan orang yang datang dari dalam dan luar negeri, khusus untuk menyambut dengan suka cita "regenerasi" masjid yang pernah hancur akibat ledakan bom pasukan Serbia itu. Mereka menyebutnya sebagai hadiah Ramadan. 

Husein Effendi Corbo, yang bertugas sebagai imam terakhir di masjid itu sebelum diledakkan, mengatakan dia selalu berharap bahwa Aladza akan dibuka kembali sebagai tempat ibadah umat Muslim di Foca, sebuah kota yang kini termasuk ke dalam wilayah Republika Srpska, di Republik Federasi Kesatuan Bosnia.

"Selama hampir 19 tahun, saya pergi ke Aladza setiap hari, karena saya bekerja sebagai imam di sana sejak 1973, dan ketika saya menerima berita bahwa bangunan itu telah dihancurkan ... itu adalah salah satu hari terburuk dalam hidup saya," cerita Corbo, sebagaimana dikutip dari situs Balkaninsight.com pada Kamis (9/5/2019).

"Hari ini, hati saya penuh dengan kebahagiaan dengan harapan bahwa Aladza akan menjadi titik sentral bagi semua umat Muslim di daerah ini, dan sekali lagi menjadi mutiara yang sesungguhnya, seperti dulu," lanjutnya penuh harap.

Masjid Aladza dibangun antara tahun 1550 dan 1551, di mana proporsi struktural, ukiran, serta dekorasi geometrisnya memberikan kesan futuristik di zamannya.

Ornamen yang dilukis dengan gaya arsitektur klasik Ottoman yang khas adalah yang pertama dari jenisnya di Bosnia, di mana desainnya ditiru oleh banyak rumah ibadah Muslim lainnya di Eropa Timur.

Ini juga salah satu alasan mengapa otoritas Yugoslavia menempatkannya di bawah perlindungan negara pada tahun 1950.

Tetapi pada 2 Agustus 1992, selama tahun pertama perang, masjid diledakkan oleh pasukan Serbia Bosnia, bersama dengan banyak masjid lain di negara itu.

Bosnia menuntut serangan itu pada Oktober 2018, ketika salah seorang mantan perwira militer Serbia, Goran Mojovic, terbukti bersalah telah menanam bahan peledak di Masjid Aladza.

Mojovic dituduh melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan melalui penghancuran monumen budaya, agama atau sejarah.

2 dari 3 halaman

Rekonstruksi Dimulai sejak 2012

Pekerjaan konstruksi pembangunan kembali masjid Aladza dimulai pada Oktober 2012, sebagai upaya bersama oleh Direktorat Jenderal Wakaf Republik Turki dan Direktorat Wakaf Komunitas Islam di Bosnia.

"Membangun kembali rumah Allah ini adalah proyek yang menuntut banyak hal. Kami berhasil (melakukannya), terima kasih kepada Allah, kehendak, upaya, dan dukungan dari teman-teman kami," ujar Remzija effendi Pitic, salah satu imam besar di Bosnia.

"Ini adalah hadiah Ramadan terbaik kami," kata Pitic kepada kantor berita Fena.

Di depan masjid Aladza, bagian-bagian dari bangunan hancur yang tidak dapat lagi digunakan, akan tetap diabadikan sebagai peringatan atas kehancurannya pada 1992.

Senaid Zaimovic, kepala Direktorat Wakaf Sarajevo, mengatakan rekonstruksi itu dilakukan dengan "setulus mungkin".

"Kami memiliki gambar yang berasal dari periode ketika masjid dibangun, yang kami temukan di Arsip Istanbul dan Direktorat Arsip Wakaf Republik Turki," kata Zaimovic.

Dia menjelaskan bahwa total biaya renovasi masjid hanya lebih sedikit dari dua juta euro, atau sekitar Rp 32,1 miliar.

Velimir Kostovic, kepala departemen kepolisian Foca, mengatakan bahwa upacara pembukaan kembali itu penting bagi seluruh penduduk kota, terlepas dari afiliasi keagamaan mereka.

"Masjid Aladza selalu menjadi simbol Foca. Sepanjang upacara, tidak ada insiden serius dan kami berharap bahwa pembukaan meriah ini akan terus berlanjut seperti itu," ujar Kostovic.

3 dari 3 halaman

Penduduk Asli Bosnia Berkurang

Sensus 2013 di Bosnia dan Herzegovina menunjukkan bahwa Foca dihuni oleh 18.288 jiwa, di mana mayoritas berasal dari Serbia. Adapun penduduk asli Bosnia berjumlah tidak lebih dari 1.270 orang.

Padahal dalam sensus terakhir sebelum perang, pada 1991, Foca dihuni oleh 20.790 orang Bosnia, dari total penduduk sebanyak 40.513 jiwa.

Kota itu menjadi saksi penganiyaan massal terhadap orang-orang Bosnia oleh pasukan Serbia selama perang saudara, dan juga pernah menjadi lokasi banyak kamp penyiksaan, di mana perempuan dan anak-anak kerap dipaksa jadi budak.

Masjid Aladza bukanlah yang pertama di negara ini yang dibangun kembali dengan bantuan keuangan dari Turki. Pada 2016, masjid Ferdahija yang berasal dari Ottoman di Banja Luka, juga dihancurkan oleh pasukan Serbia selama perang 1990-an.

Masjid itu telah dibuka kembali beberapa bulan lalu, namun tidak dengan agenda seremonial sebesar yang dilakukan pada Aladza.