Sukses

Ini Panduan Mandi Besar Saat Puasa Usai Jimak, Haid, dan Nifas Beserta Niatnya

Panduan Mandi Besar Saat Puasa Usai Jimak, Haid, dan Nifas Beserta Niatnya.

Liputan6.com, Jakarta Salah satu pokok dalam praktik bersuci adalah mandi besar untuk menghilangkan hadas besar. Mandi besar diperuntukkan bagi kamu yang dalam keadaan junub. Disebut junub ketika kamu mengalami salah satu dari dua hal. 

Pertama, keluarnya mani dari alat kelamin pria atau perempuan, baik karena mimpi basah, mempermainkannya, ataupun gairah yang ditimbulkan penglihatan atau pikiran. Kedua, jimak atau berhubungan seksual, meskipun tidak mengeluarkan mani.

Persoalan mandi besar penting karena berkaitan dengan ibadah-ibadah lain, baik yang fardhu maupun yang sunnah. Orang yang dalam keadaan junub, dilarang melaksanakan shalat, berdiam diri atau duduk di masjid, thawaf atau mengelilingi Ka’bah, melafalkan ayat Alquran, dan menyentuh mushaf.

Lantas bagaimana cara mandi besar yang benar saat sedang dalam puasa? Nah, pada dasarnya tidak ada larangan bagi orang yang junub untuk menikmati santap sahur. Sebab hal tersebut bukan tergolong aktivitas yang dilarang bagi orang junub. Sehingga tidak ada keharusan mana yang lebih didahulukan antara mandi junub terlebih dahulu atau langsung makan sahur.

Berikut ini Liputan6.com, Selasa (14/5/2019) telah merangkum beberapa hal yang membahas persoalan cara mandi besar saat puasa. Telah dirangkum dari berbagai sumber, berikut ulasannya.

2 dari 6 halaman

Hukum Mandi Besar Saat Puasa

Aktivitas yang dilarang bagi orang junub sendiri, disampaikan oleh Syekh Al-Qadli Abu Syuja’ dalam Matn al-Taqrib sebagai berikut:

“Haram bagi orang jubub lima hal: shalat, membaca Al-Qur’an, memegang dan membawa mushaf, thawaf, serta berdiam diri di masjid.” (al-Qadli Abu Syuja’, Matn al-Taqrib, Semarang, Toha Putera, tanpa tahun, halaman 11).

Hanya saja, bila melihat dari pertimbangan keutamaan, dianjurkan bagi orang junub untuk mandi besar terlebih dahulu sebelum ia makan sahur. Sebab, bagaimanapun juga kondisi janabah adalah kondisi yang kurang baik, terlebih untuk menjalankan aktivitas yang bernuansa ibadah seperti makan sahur.

Dan apabila terpaksa tidak sempat mandi janabah, misalkan karena waktu mepet, maka sebaiknya terlebih dahulu membasuh kemaluan dan berwudhu sebelum santap sahur. Sebab, melakukan aktivitas makan dan minum bagi orang junub adalah makruh sebelum ia berwudhu dan membasuh kemaluannya.

Syekh Ibnu Hajar al-Haitami mengatakan:

“Dimakruhkan bagi junub, makan, minum, tidur dan bersetubuh sebelum membasuh kemaluan dan berwudhu. Karena ada hadits shahih yang memerintahkan hal demikian dalam permasalahan bersetubuh, dan karena mengikuti sunah Nabi dalam persoalan lainnya, kecuali masalah minum, maka dianalogikan dengan makan.” (Syekh Ibnu Hajar al-Haitami, Minhaj al-Qawim, Hamisy Hasyiyah al-Turmusi, Jeddah, Dar al-Minhaj, 2011, juz 2, halaman 71).

Dalam salah satu hadits riwayat Bukhari dan Muslim, Sayyidah Aisyah dan Sayyidah Ummu Salamah berkata:

“Rasulullah di saat subuh dalam keadaan junub setelah bersetubuh, bukan karena mimpi, beliau tidak membatalkan puasanya dan tidak meng-qadha’nya.

Menurut keterangan Syekh Hasan Sulaiman An-Nuri dan Syekh Alawi Abbas Al-Maliki dalam kitab Ibanatul Ahkam, dari hadits tersebut dapat disimpulkan bahwa orang yang sedang junub boleh menunda mandi besar hingga waktu setelah terbit fajar. Kendati demikian, yang lebih utama adalah menyegerakan mandi sebelum waktu subuh tiba.

“Orang yang berpuasa boleh menunda mandi junub hingga waktu setelah fajar terbit. Tetapi yang lebih utama adalah ia menyegerakan mandi wajib sebelum terbit fajar atau sebelum Subuh,” (Lihat Syekh Hasan Sulaiman An-Nuri dan Syekh Alawi Abbas Al-Maliki, Ibanatul Ahkam, [Beirut, Darul Fikr: 1996 M/1416 H], cetakan pertama, juz II, halaman 313).

3 dari 6 halaman

Doa Niat Mandi Besar

Berikut ini niat yang bisa kamu baca saat mandi besar yang dilengkapi dengan panduan mandi besar saat puasa. Telah dirangkum dari berbagai sumber, berikut ulasannya.

Doa niat mandi besar

“Bismillahirrahmanirrahim.. Nawaitul ghusla lirof’il hadatsil akbari fardhon lillaahi ta’aalaa”

Artinya: Dengan menyebut nama Allah, aku berniat mandi untuk menghilangkan hadats besar dari jinabah, fardhu karena Allah Ta’ala”.

Panduan Mandi Besar

Pada dasarnya panduan mandi besar saat puasa untuk perempuan yang baru selesai haid, nifas, atau lelaki yang baru saja bersyahwat sama saja. Hal yang menjadikan pembeda di sini adalah niat yang dibaca sebelum bersuci.

Berikut ini panduan mandi besar saat puasa lengkap sesuai dengan urutannya.

1. Baca niat mandi besar atau mandi junub terlebih dahulu.

2. Bersihkan telapak tangan sebanyak tiga kali, kemudian lanjutkan dengan membersihkan dubur dan alat kemaluan.

3. Bersihkan kemaluan berikut kotoran yang menempel di sekitarnya dengan tangan kiri.

4. Setelah membersihkan kemaluan, cuci tangan dengan menggosok-gosoknya dengan tanah atau sabun.

5. Lakukan gerakan wudhu yang sempurna seperti saat akan sholat. Yaitu dimulai dari membasuh tangan sampai membasuh kaki.

6. Masukkan tangan ke dalam air, kemudia sela pangkal rambut dengan jari-jari tangan sampai menyentuh kulit kepala. Kalau sudah, guyur kepala dengan air sebanyak tiga kali. Pastikan pangkal rambut juga terkena air.

7. Bilas seluruh tubuh dengan mengguyurkan air. Dimulai dari sisi yang kanan, lalu lanjutkan dengan sisi tubuh bagian kiri.

Saat menjalankan panduan mandi besar saat puasa ini, pastikan untuk membersihkan seluruh lipatan kulit dan bagian tersembunyi.

4 dari 6 halaman

Panduan Mandi Besar untuk Pria

Terdapat hadits dan beberapa anjuran yang berbeda mengenai panduan mandi besar untuk pria. Menurut HR At-Tirmidzi, menyela pangkal rambut hanya dikhususkan bagi pria saja. Bagi para perempuan tidak perlu melakukan hal ini.

Berikut ini panduan mandi besar saat puasa dengan cara Nabi Muhammad SAW menurut hadits Al-Bukhari:

“Dari Aisyah istri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, bahwa jika Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam mandi kerena junub, beliau memulainya dengan mencuci kedua telapak tangannya, kemudian berwudhu sebagaimana eudhu untuk shalat. Lalu memasukkan jari-jarinya ke dalam air dan menggosokkannya ke kulit kepala. Setelah itu beliau menyiramkan air ke atas kepalanya dengan cidukan kedua telapak tangannya sebanyak tiga kali, kemudian beliau mengalirkan air ke seluruh kulitnya.” (HR. Al Bukhari).

Dari Aisyah dia berkata, “Apabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mandi karena junub, maka beliau memulainya dengan membasuh kedua tangan. Beliau menuangkan air dengan tangan kanan ke atas tangan kiri, kemudian membasuh kemaluan dan berwudhu dengan wudhu untuk shalat. Kemudian beliau menyiram rambut sambil memasukkan jari ke pangkal rambut hingga rata. Setelah selesai, beliau membasuh kepala sebanyak tiga kali, lalu beliau membasuh seluruh tubuh dan akhirnya membasuh kedua kaki.” (HR. Muslim).

5 dari 6 halaman

Panduan Mandi Besar untuk Perempuan

Untuk perempuan sendiri, mandi besar sebenarnya sama saja. Tetapi perempuan tidak perlu menyela pangkal rambut. Bahkan tidak perlu membuka jalinan rambutnya. Hal ini sesuai dengan rujukan HR. At-Tirmidzi.

Dalam riwayat tersebut, Ummu Salamah bertanya kepada Nabi Muhammad SAW, “Aku bertanya, wahai Rasulullah! Sesungguhnya aku ini perempuan yang sangat kuat jalinan rambut kepalanya, apakah aku boleh mengurainya ketika mandi junub? Maka Rasulullah menjawan, Jangan, sebetulnya cukup bagimu mengguyurkan air pada kepalamu tiga kali guyuran”.

Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk panduan mandi besar saat puasa untuk perempuan yang ingin membersihkan diri dari hadas besar karena haid maupun nifas adalah sebagai berikut:

1. Bacalah niat mandi wajib atau mandi junub terlebih dahulu.

2. Bersihkan telapak tangan sebanyak 3 kali, kemudian lanjutkan dengan membersihkan dubur dan alat kemaluan.

3. Bersihkan kemaluan berikut kotoran yang menempel di sekitarnya dengan tangan kiri.

4. Setelah membersihkan kemaluan, cuci tangan dengan menggosok-gosoknya dengan tanah atau sabun.

5. Lakukan gerakan wudhu yang sempurna seperti ketika kita akan salat, dimulai dari membasuh tangan sampai membasuh kaki.

6. Bilas kepala dengan mengguyurkan air sebanyak 3 kali.

7. Bilas seluruh tubuh dengan mengguyurkan air. Dimulai dari sisi yang kanan, lalu lanjutkan dengan sisi tubuh kiri.

Pastikan seluruh lipatan kulit dan bagian tersembunyi ikut dibersihkan.

Niat mandi besar yang harus dibaca perempuan jika ingin membersihkan hadas besar setelah melahirkan atau nifas adalah sebagai berikut:

“Bismillahirahmanirahim nawaitu ghusla liraf’il hadatsil akbar minan nifasi fardlon lillahi ta’ala”.

Artinya: “Dengan menyebut nama Allah, aku niat mandi untuk menghilangkan hadas besar dari nifas, fardlu karena Allah Ta’ala”.

Setelah membaca niat, lanjutkan dengan panduan mandi besar untuk perempuan. Ingat, tidak perlu menyela pangkal rambut. Cukup diguyur dengan air bersih sebanyak 3 kali.

Niat mandi besar yang harus dibaca perempuan jika ingin membersihkan hadas besar setelah haid adalah sebagai berikut:

“Bismillahirahmanirahim nawaitul ghusla liraf’il hadatsil akbar minal haidi fardlon lillahi ta’ala”.

Artinya: “Dengan menyebut nama Allah aku niat mandi untuk menghilangkan hadas besar dari haidl, fardlu karena Allah Ta'ala."

Setelah membaca niat, lanjutkan tata cara mandi wajib untuk perempuan seperti biasa. Pastikan seluruh bagian tubuh dibersihkan dengan sempurna, sampai ke bagian yang tersembunyi sekalipun.

6 dari 6 halaman

Panduan Mandi Besar Setelah Berhubungan

Hadas besar karena syahwat bisa disebabkan karena mimpi basah, keluarnya cairan mani, hubungan badan antara suami-istri. Nah, untuk mensucikan diri kembali, maka kamu harus mandi besar atau mandi junub.

Berikut ini niat yang bisa kamu baca sebelum memulai rangkaian panduan mandi besar setelah syahwat.

“Bismillahirahmanirahim nawaitul ghusla liraf’il hadatsil akbar minal janabari fardlon lillahi ta’ala”.

Artinya: “Dengan menyebut nama Allah aku niat mandi untuk menghilangkan hadas besar dari jinabah, fardlu karena Allah Ta'ala."

Setelah membaca niat, lanjutkan dengan melakukan tirual pembersihan dengan panduan mandi besar yang sudah dijabarkan sebelumnya.