Liputan6.com, Jakarta Chacha Frederica, menutupi aurat sejak awal 2018 lalu. Namun, menuju hijrah banyak kejadian yang bikin dirinya semakin dekat dengan Tuhan.
Personel Girls Squad ini, menceritakan pengalaman menyeramkan yang membuat tubuhnya bergetar.
Pada tiga tahun lalu, Chacha Frederica datang ke Palestina. Di sana, ia tak kuasa menahan takut.
Advertisement
Nyali Chacha Frederica langsung ciut kala berhadapan dengan tentara Israel yang menjaga di Masjidil Aqsa.
"Aku sempat salat maghrib di Masjid Al-Aqsa. Pintu masuknya dijaga sama tiga tentara yang megang automatic machine gun. Aku gemeteran, berusaha enggak bikin eye contact," ungkap Chacha Frederica, di acara launching Rejoice Hijab Perfection, Jakarta, Selasa (14/5/2019).
Usai melakukan salat, wanita 29 tahun ini masih diliputi dengan suasana yang tidak nyaman. Lampu masjid dan sekitarnya dimatikan sesaat imam melantunkan salam.
"Balik ke hotel gelap-gelapan. Mereka sengaja bikin kita tidak nyaman untuk salat. Beda dengan di sini, kita enggak ada alasan buat salat kapanpun tanpa ada rasa takut untuk ke masjid," ujarnya.
Selain Palestina, Chacha juga mengalami kejadian yang kurang menyenangkan ketika bertandang ke Madinah.
Kala itu, ia bersama sang mertua hendak berkeliling membeli alat salat. Saat baju bagian lengannya sedikit terbuka, ia mendapatkan tatapan yang tidak senonoh dari sang penjual.
"Bajunya kesingkap sedikit, lengan bawah. Tiba-tiba mertuaku bisik-bisik ngasih kode kalau tanganku kebuka. Aku lihat penjualnya, dan dia ngeliatinnya gitu banget. Orang di sana benar-benar enggak biasa lihat tangan sekalipun, itu aurat," katanya.
Sejak saat itu, ia merasakan betapa pentingnya bagi seorang wanita untuk menutup aurat. Chacha merasa terlindungi dan bersyukur dengan adanya hijab. (Annisa Mutiara Asharini/Dream.co.id)