Liputan6.com, Jakarta Perjalanan Sabyan dalam meraih kesuksesan diadaptasi ke layar lebar oleh rumah produksi Millennia Pictures. Alih-alih memakai jasa aktor, seluruh personel grup musik Islami ini dipercaya memerankan diri mereka sendiri.
Dalam proses produksi sebuah film, ada hal wajib dinamakan reading. Pendalaman karakter dengan membaca skenario bersama biasanya dilakoni oleh pemain selama berminggu-minggu sebelum syuting dimulai. Namun kebiasaan itu ditiadakan untuk film ini.
Baca Juga
"Kita nggak ada reading yang harusnya wajib dalam sebuah produksi film. Tapi inilah situasinya yang harus dijalani. Cuma saya melihat teman-teman Sabyan sudah punya talenta, sudah berbakat, tinggal diasah. Masalah teknis bisa dipelajari, karena film bukan cuma masalah teknik tapi rasa," kata Amin Ishaq selaku sutradara SABYAN: MENJEMPUT MIMPI dalam peluncuran poster dan trailer di CGV Cinemas Grand Indonesia, kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (16/5/2019).
Advertisement
Penyebab ditiadakan proses reading karena jadwal off air Sabyan begitu menyita waktu. Maka ketika sudah tersedia delapan hari untuk syuting, semuanya dilakoni sebaik mungkin.
"Syuting film ini waktunya terbatas. Tapi saya sama tim mengambil hikmah di balik waktu terbatas itu, jangan sampai kreativitas juga terbatas. Karena selama proses mereka harus off air dari kota ke kota, ke luar pulau. Saya bisa bertemu mereka saja baru sempat ketika syuting, beruntung mereka komit," tambah Amin.
Meski tanpa proses reading pada akhirnya tidak menjadi masalah selama syuting. Karena karakter yang diemban oleh Nissa, Ayus, Kamal, Tebe dan Sofwan adalah diri mereka sendiri.
"Mudah-mudahan film ini menjadi sesuatu. Saya pribadi berkesan bisa kerja bareng Sabyan karena personality mereka luar biasa humble, kind. Mereka pantas untuk mendapatkan ini. Kerja keras mereka mudah-mudahan bisa menjadi pelajaran jika siapa pun berhak punya mimpi dan berhak mendapatkan mimpinya," tandas Amin Ishaq. (Galuh Esti Nugraini/Kapanlagi.com)