Liputan6.com, Washington DC - Sebuah pesta mewah diadakan di Capitol Visitor Center, Capitol Hill, Amerika Serikat, usai seluruh anggota dewan selesai melaksanakan rapat, pada pukul 20.18 waktu setempat.
Kurma, nasi kari, labu panggang, salad, buah dan krim kocok disajikan di sana. Semuanya dihidangkan sebagai menu buka puasa. Ini adalah pertama kalinya kegiatan yang erat dengan umat Islam tersebut diselenggarakan di sana.
Baca Juga
Penggagasnya adalah tiga Muslim yang merupakan bagian dari anggota Kongres: André Carson dari Indiana, Ilhan Omar dari Minnesota dan Rashida Tlaib dari Michigan yang seluruhnya merupakan orang Demokrat.
Advertisement
"Ini luar biasa, bisa buka bersama di salah satu badan terbesar dan paling kuat di dunia, bisa mendapatkan kesempatan ini untuk bersatu dengan Anda semua, merayakan dan berbagi tradisi," ucap Omar, seperti dikutip dari The New York Times, Selasa (22/5/2019).
Acara ini disponsori bersama dengan Muslim Advocates (sebuah organisasi hukum dan advokasi nirlaba di Amerika Serikat), dan diadakan di pertengahan Ramadan.
Meskipun Ketua DPR Nancy Pelosi tidak dapat hadir karena pertemuan yang harus didatanginya hingga larut hingga malam, anggota DPR dan pimpinan Senat lainnya ikut serta dalam buka puasa tersebut -- termasuk Steny H. Hoyer dari Maryland, pemimpin mayoritas, dan Senator Richard J. Durbin, Demokrat dari Illinois.
Carson, Omar dan Tlaib juga mengundang sejumlah mahasiswa baru dan kolega veteran, serta aktivis dari agama lain. Namun Carson berkata bahwa dia tidak melihat seorang Republik yang hadir pada kegiatan ini.
Acara buka puasa bersama tersebut menyoroti tidak hanya keragaman yang ada di Demokrat, tetapi dukungan abadi untuk Omar dan Tlaib, yang menjadi wanita Muslim pertama yang terpilih untuk Kongres Amerika Serikat.
"Kami ingin membawa pandangan berbeda yang belum ada di forum ini," ucap Tlaib. "Dan kita harus melakukannya dengan berani, bahkan ketika berada di bawah tekanan."
Serukan Persatuan
Selain merasakan kehangatan buka puasa bersama di tengah Bulan Suci Ramadan, mereka yang hadir di Capitol Hill ingin persatuan harus tetap ditegakkan.
Mereka tidak hanya menyampaikan dukungannya terhadap Muslim, tetapi juga umat dari agama lain yang kini menghadapi peningkatan ancaman dan penganiayaan di seluruh dunia.
Advertisement
Donald Trump Gelar Buka Puasa di Gedung Putih
Donald Trump menggelar acara buka puasa di Gedung Putih pada Senin, 13 Mei 2019. Dalam kesempatan yang bertujuan merayakan Ramadan itu, ia mengundang duta besar dan diplomat dari negara-negara mayoritas muslim.
Presiden AS itu menilai Ramadan sebagai waktu untuk beramal, memberi, dan melayani seluruh warga negara, sebagaimana dilansir dari VOA pada Selasa, 14 Mei 2019. Tak hanya itu, bulan puasa menurut Trump juga menawarkan kesempatan untuk lebih dekat dengan keluarga dan komunitas.
Ia juga berbicara tentang apa yang disebutnya "periode waktu yang sangat sulit" bagi orang-orang dari agama yang berbeda. Ia merujuk pada sejumlah insiden mematikan dalam beberapa pekan terakhir yang mengorbankan umat Islam, Kristen dan Yahudi di sejumlah negara seperti Selandia Baru, Sri Lanka dan AS.
Dalam kesempatan itu, Trump mengatakan "kita bertekad untuk menghentikan kejahatan terorisme... sehingga semua orang dapat beribadah tanpa rasa takut, berdoa tanpa bahaya, dan hidup dengan iman yang mengalir dari hati mereka."