Liputan6.com, Singapura City - Masjid Sultan Singapura dikenal sebagai titik fokus bagi umat Islam di negara kota kosmopolitan, sekaligus lingkungan tempat Kampong Glam yang ada hanya saat bulan suci Ramadan tiba. Di sana, orang-orang dari semua lapisan masyarakat berduyun-duyun menuju tempat bazar ramai didirikan.
Kampong Glam adalah Kawasan Muslim Singapura dengan campuran unsur-unsur Melayu, Asia Selatan dan Timur Tengah. Lokasi itu ramai dikunjungi kala Ramadan tiba.
Baca Juga
Menurut data resmi terbaru, sekitar 14 persen dari 5,6 juta penduduk Singapura adalah Muslim.Â
Advertisement
Arab Street - area yang mencakup Bussorah Street, Haji dan Bali Lanes serta Muscat Street - adalah pusat bagi para hipster, mural hidup, toko karpet Persia, bar shisha, toko parfum dan tekstil, serta rumah bagi kubah emas khas Masjid Sultan. Di sana, gapura berhias menyambut orang untuk menjelajahi lingkungan dan ruko-rukonya yang khas, bangunan yang digunakan untuk bekerja dan tinggal.
"Kami lebih seperti saudara dan saudari, bukan pelaku bisnis. Saya tahu sebagian besar pelanggan dan mereka juga mengenal saya," kata Nareza, seorang pedagang biryani berusia 36 tahun kepada Arab News yang dikutip Jumat (24/5/2019), ketika melayani sederet klien yang lapar.
Nareza mengatakan hidangan khas kiosnya saat bazar Ramadan adalah daging kambing, dibuat dari resep keluarga yang diturunkan dari generasi ke generasi dari almarhum sang nenek.
"Dum biryani adalah proses mencampur daging dan nasi bersama dalam satu tempat, sehingga nasi memiliki sedikit rasa masala sementara daging memiliki sedikit aroma nasi basmati," katanya, seraya menambahkan bahwa ia menjual lebih dari 300 porsi biryani sehari.
"Saya belajar membuat biryani dari ayah, yang dulu melakukan pekerjaan amal di masjid. Kami membuat bumbu rempah-rempah sendiri, kami tidak membelinya dari vendor luar. Karena itu rasanya berbeda."
Bazar Ramadan
Kampong Glam menawarkan bazar yang menjual makanan, minuman, dekorasi, dan peralatan rumah tangga.
Makanan yang ada di bazar tersebut mencerminkan status internasional Singapura, dengan toko-toko yang menjual kebab, sushi, dan barang-barang Melayu setempat.
Singapura memang memiliki reputasi sebagai salah satu kota termahal di dunia, memiliki gaya hidup yang serba cepat. Hal itu memicu sejumlah orang untuk fokus pada pelestarian budaya dan warisan bagi generasi mendatang.
"Kami ingin menciptakan kesadaran tentang pentingnya Masjid Sultan bagi komunitas Muslim," kata pemilik kedai jus Riduan kepada Arab News, dengan mengatakan semua hasil penjualan disumbangkan ke Masjid Sultan.
"Arab Street itu unik karena Anda melihat banyak ras berbeda datang ke sini, hal itu juga merupakan daya tarik wisata. Di sinilah kami menunjukkan bahwa kami adalah masyarakat Singapura. Singapura tidak hanya terbatas pada gedung pencakar langit seperti Marina Bay Sands."
Advertisement