Liputan6.com, Jakarta Jadwal buka puasa hari ini Sabtu 25 Mei 2019 adalah jadwal penting yang harus diketahui saat berpuasa. Meski saling berdekatan, tak menutup kemungkinan jika jadwal buka puasa hari ini Sabtu 25 Mei 2019 akan berbeda walau hanya selang beberapa menit. Dengan mengetahui jadwal buka puasa hari ini Jumat Sabtu 25 Mei 2019 Anda dapat menyegerakan berbuka secara tepat waktu.
Baca Juga
Advertisement
Usai menahan lapar dan haus dari terbit fajar hingga terbenam matahari, berbuka puasa adalah waktu yang paling ditunggu. Dalam agama Islam, puasa dilaksanakan mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari dengan niat sesuai perintah dalam kitab suci Alquran. Sebelum berpuasa, umat Islam dianjurkan untuk makan sahur. Setelah memasuki waktu matahari terbenam, umat Islam dapat mengahkhiri puasanya dengan berbuka.
Tak hanya puasa, berkah Ramadan dapat diraih dari ibadah sunah. Banyak amalan dan perbuatan yang dapat dilakukan untuk mencari berkah di bulan Ramadan. Amalan tersebut dapat berupa sedekah, membaca Alquran, berzakat, dan amalan lainnya. Hanya dengan melakukan amalan-amalan tersebut, Anda sudah mendapat limpahan pahala bulan Ramadan.
Berikut jadwal buka puasa hari ini Sabtu 25 Mei 2019 dan kegiatan mencari berkah di bulan Ramadan selain puasa yang berhasil Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Sabtu (25/5/2019).
Jadwal Buka Puasa Hari Ini Sabtu 25 Mei 2019
Berikut jadwal buka puasa hari ini Sabtu 25 Mei 2019, 20 Ramadan 1440H di kota-kota besar Indonesia:
Jakarta: 17.47 WIB
Bandung: 17.47 WIB
Surabaya: 17.22 WIB
Jogja: 17.30 WIB
Banda Aceh: 18.51 WIB
Medan: 18.34 WIB
Padang: 18.21 WIB
Palembang: 18.00 WIB
Solo: 17.29 WIB
Malang: 17.21 WIB
Pontianak: 17.46 WIB
Banjarmasin: 18.20 WIB
Denpasar: 18.10 WIB
Makassar: 17.58 WIB
Palu: 18.03 WIB
Ambon: 18.25 WIB
Jayapura: 17.37 WIB
Advertisement
Kegiatan mencari berkah di bulan Ramadan selain puasa
Salat Malam
Pada malam tiap bulan Ramadan, umat Muslim juga dianjurkan untuk melakukan ibadah salat malam atau yang biasa disebut dengan salat Tarawih. Salat Tarawih dilakukan usai salat isya dan dapat dilakukan secara sendiri atau berjamaah.
Pahala dari salat tarawih dijelaskan pada hadis Rasul yang berbunyi:
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
"Barangsiapa melakukan qiyam Ramadan (salat tarawih) karena iman dan mencari pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni." (Hadis Riwayat Bukhari nomor 37 dan Muslim nomor 759)
Membaca Alquran
Ramadan merupakan bulan yang mulia. Pada bulan ini, Alquran diturunkan. Seperti yang disebutkan dalam Surat Al-Baqarah ayat 185,
"Bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia, penjelasan bagi petunjuk, dan furqan (pembeda)."
Membaca Alquran di bulan Ramadan akan menambah pahala yang berlimpah. Membaca Alquran juga merupakan sunah Rasul yang dikerjaan saat Ramadan.
I’tikaf
I’tikaf dalam konteks ibadah Islam adalah berdiam diri di dalam masjid dalam rangka untuk mencari keridhaan Allah SWT dan bermuhasabah atas perbuatan-perbuatannya.
Itikaf saat bulan Ramadan dijelaskan dalam hadis:
“Dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa beri’tikaf di sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari)
Kegiatan mencari berkah di bulan Ramadan selain puasa
Sedekah
Rasulullah pernah bersabda bahwa waktu terbaik untuk bersedekah ialah di bulan Ramadhan. Sebab di bulan Ramadan kamu bisa merasakan, bahwa tidak semua orang mendapat kemudahan seperti yang kamu miliki. Sedekah membuat orang lebih dapat bersyukur atas apa yang telah dimilikinya.
Semangat Rasulullah dalam bersedekah lebih membara lagi ketika bulan Ramadhan tatkala itu Jibril menemui beliau. Jibril menemui beliau setiap malamnya di bulan Ramadhan. Jibril mengajarkan Alquran kala itu.
Berzakat fitrah
Zakat Fitrah dikeluarkan pada bulan Ramadan, paling lambat sebelum orang-orang selesai menunaikan Salat Idul fitri. Jika waktu penyerahan melewati batas ini maka yang diserahkan tersebut tidak termasuk dalam kategori zakat melainkan sedekah biasa.
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma, ia berkata,
فَرَضَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- زَكَاةَ الْفِطْرِ طُهْرَةً لِلصَّائِمِ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ وَطُعْمَةً لِلْمَسَاكِينِ مَنْ أَدَّاهَا قَبْلَ الصَّلاَةِ فَهِىَ زَكَاةٌ مَقْبُولَةٌ وَمَنْ أَدَّاهَا بَعْدَ الصَّلاَةِ فَهِىَ صَدَقَةٌ مِنَ الصَّدَقَاتِ.
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mewajibkan zakat fitrah untuk menyucikan orang yang berpuasa dari kata-kata yang sia-sia dan kata-kata keji, dan juga untuk memberi makan pada orang miskin. Barangsiapa yang menunaikannya sebelum salat, maka zakatnya diterima dan barangsiapa yang menunaikannya setelah salat maka itu hanya dianggap sebagai sedekah di antara berbagai sedekah." (Hadis Riwayat Abu Daud nomor 1609 dan Ibnu Majah nomor 1827. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadis ini hasan)
Advertisement