Sukses

Penuh Haru, Anak Herman Seventeen Video Call dengan Makam Sang Ayah

Putra sulung Juliana, Fuza jadi salah satu sosok yang paling kehilangan almarhum ayahnya. Meski masih kecil, kini Ia sudah mengerti arti kehilangan dan juga kematian.

Liputan6.com, Jakarta Sudah sekitar 5 bulan lamanya Juliana Moechtar menjadi single parent selepas kepergian suaminya, Herman Seventeen yang jadi korban dalam bencana Tsunami Anyer. Juliana pun harus menghabiskan Bulan Ramadan pertamanya tanpa sang suami.

Bahkan, bintang sinetron Misteri Gunung Merapi Reborn itupun tak bisa terlalu sering menjenguk makam sang almarhum yang ada di Tidore, Maluku Utara. Karenanya, kehadiran anak-anak adalah satu-satunya obat bagi rasa sepi yang dirasakan Juliana.

"Iya kan kemarin udah dalam lima bulan ini almarhum nggak ada, aku udah tiga kali bolak-balik ke sana. Alhamdulillah bisa bolak-balik kan keadaan sekarang tiket pesawat mahal-mahal banget, jadi nanti mungkin kalau ada rezeki lagi pas Idul Adha. Tapi kayaknya lebaran Idul Fitri tahun ini nggak ke sana," ujar Juliana saat ditemui di gedung Trans TV, Tendean, Jakarta Selatan, Kamis (24/5/2019).

Putra sulung Juliana, Fuza jadi salah satu sosok yang paling kehilangan almarhum ayahnya. Meski masih kecil, kini Ia sudah mengerti arti kehilangan dan juga kematian.

"Masih kalau sedih pasti yang dia omongin kapan ke Tidore lihat papah, kalau ngomongin apapun misalnya, 'Kiamat itu dunia berakhir', dia jawab, 'Hore berarti Fuza ketemu papa dong nanti'. Jadi dia tahu papanya udah di surga, dia bakal ketemu nanti pas kita udah nggak ada dia ngerti jadi anak-anak ini paham kehilangan apa, kematian itu apa," sambungnya.

Hafuza bahkan sering minta video call dengan makam almarhum lewat perantara adik ipar Juliana. Fuza seakan-akan masih bicara langsung dengan sang almarhum ayahnya.

"Dia biasa cerita, adik iparku yang pegang, 'Tadi Fuza sekolah ini itu', dia cerita kayak ngobrol bener-bener kayak yang ada, tapi dengan sosok makam doang," pungkas Juliana. (Guntur Merdekawan/Kapanlagi.com)