Liputan6.com, Jakarta Saat hari raya Idul Fitri atau lebaran tiba, banyak tradisi khas yang bisa dilakukan untuk menyambut dan merayakannya. Di setiap wilayah di dunia pun memiliki tradisinya masing-maisng untuk menyambut dan merayakan lebaran ini.Â
Baca Juga
Salah satu yang dipersiapkan dan ditunggu-tunggu saat hari raya adalah hidangan makanannya. Terdapat sajian khas saat lebaran khususnya di Indonesia, mulai dari makanan ringan hingga makanan utama.
Advertisement
Nah, untuk sajian makanan utama yang biasa disantap adalah ketupat. Biasanya, ketupat dihidangkan bersama opor ayam, sambal goreng ati, semur daging, dan beberapa makanan lainnya. Menjadi salah satu panganan yang wajib dimakan saat lebaran, apakah kamu tahu asal usul dari ketupat ini?
Ya, di antara beberapa orang ternyata masih ada yang belum mengetahui makna ketupat. Untuk itu, berikut ini Liputan6.com telah merangkum beberapa penjelasan tentang makna ketupat yang perlu diketahui. Telah dirangkum dari berbagai sumber, ini makna ketupat yang memiliki cerita sejarah yang panjang, Sabtu (8/6/2019).
Sejarah Ketupat
Ketupat memang tidak terlepas dari hari raya Idul Fitri atau lebaran. Di setiap momen mengucapkan selamat Idul Fitri selalu tertera dua gambar ketupat bahkan lebih. Munculnya ketupat di setiap hari perayaan ini perrtama kali diperkenalkan oleh Kanjeng Sunan Kalijaga.
Pada abad ke-15 Kanjeng Sunan Kalijaga menjadikan ketupat sebagai salah satu simbol untuk perayaan hari raya Idul Fitri umat Islam sejak pemerintahan Demak di bawah kepemimpinan Raden Patah. Sunan Kalijaga ini membudayakan dua kali bakda, yaitu bakda lebaran dan bakda kupat.
Bada kupat dimulai seminggu sesudah lebaran. Pada hari yang disebut bada kupat tersebut, di tanah Jawa waktu itu hampir setiap rumah terlihat menganyam ketupat dari daun kelapa muda.
Nah, selesai dianyam, ketupat diisi dengan beras kemudian dimasak. Kemudian ketupat tersebut diantarkan ke kerabat yang lebih tua, sebagai lambing kebersamaan.
Secara umum, ketupat berasal dan ada dalam banyak budaya di kawasan Asia Tenggara. Ketupat atau kupat adalah hidangan khas Asia Tenggara maritim berbahan dasar beras yang dibungkus dengan pembungkus terbuat dari anyaman daun kelapa (janur) yang masih muda. Ketupat paling banyak ditemui pada saat perayaan lebaran, ketika umat Islam merayakan berakhirnya bulan puasa.
Selain di Indonesia, ketupat bisa dijumpai di beberapa Negara Asia Tenggara seperti Malaysia, Brunei, dan Singapura. Di Filipina sendiri juga dapat dijumpai bugnoy yang mirip ketupat namun dengan pola anyaman yang berbeda.
Advertisement
Makna Ketupat
Di dalam filosofi Jawa, makna ketupat lebaran bukanlah sekedar hidangan khas raya lebaran saja. Melainkan makna lebaran disini lebih khusus. Ketupat atau kupat dalam bahasa Jawa merupakan kependekan dari Ngaku Lepat dan Laku Papat.
Ngaku lepat artinya mengakui kesalahan. Ngaku lepat ini merupakan tradisi sungkeman yang menjadi implementasi mengakui kesalahan (ngaku lepat) bagi orang Jawa. Prosesi sungkeman yakni bersimpuh di hadapan orang tua seraya memohon ampun, dan ini masih membudidaya hingga kini.
Pada tradisi sungkeman ini mengajarkan akan pentingnya menghormati orang tua, bersikap rendah hati, memohon keikhlasan, dan ampunan dari orang lain, khususnya orang tua.
Sedangkan laku papat artinya empat tindakan dalam perayaan lebaran. Empat tindakan tersebut adalah lebaran, luberan, leburan, dan laburan. Arti dari masing-masing kata ini adalah:
Lebaran memiliki makna usai, menandakan berakhirnya waktu puasa. Kata ini berasal dari kata lebar yang artinya pintu ampunan telah terbuka lebar.
Luberan memiliki makna meluber atau melimpah. Sebagai simbol ajaran bersedekah untuk kaum miskin. Pengeluaran zakat fitrah menjelang lebaran pun selain menjadi ritual yang wajib dilakukan umat Islam, juga menjadi wujud kepedulian kepada sesama manusia.
Leburan memiliki makna habis dan melebur. Maksudnya pada momen lebaran, dosa dan kesalahan kamu akan melebur habis. Karena setiap umat islam dituntut untuk saling memaafkan satu sama lain.
Sedangkan laburan adalah labor atau kapur. Kapur adalah zat yang biasa digunakan untuk penjernih air maupun pemutih dinding. Maksudnya adalah agar manusia selalu menjaga kesucian lahir dan batin satu sama lain.
Filosofi Ketupat
1. Mencerminkan beragam kesalahan manusia
Hal ini bisa terlihat dari rumitnya bungkusan ketupat.
2. Kesucian hati
Setelah ketupat dibuka, maka akan terlihat nasi putih dan hal ini mencerminkan kebersihan dan kesucian hati setelah memohon ampunan dari segala kesalahan.
3. Mencerminkan kesempurnaan
Bentuk ketupat begitu sempurna dan hal ini dihubungkan dengan kemenangan umat Islam setelah sebulan lamanya berpuasa dan akhirnya menginjak Idul Fitri.
4. Karena ketupat biasanya dihidangkan dengan lauk yang bersantan, maka dalam pantun Jawa pun ada yang bilang “KUPA SANTEN“, Kulo Lepat Nyuwun Ngapunten (Saya Salah Mohon Maaf).
Itu tadi makna ketupat, arti serta filosofi dari ketupat. Ini menunjukkan betapa besarnya peran para Wali dalam memperkenalkan agama Islam ddengan menumbuhkembangkan tradisi budaya sekitar, seperti tradisi lebaran dan hidangan ketupat ketupat yang telah menjadi tradisi dan budaya hingga kini.
Advertisement