Sukses

Mengintip Kesibukan Pemandu Pesawat di Bandara Minangkabau saat Musim Mudik 2019

Terdengar suara pilot melalui radio untuk meminta izin mendarat di Bandara Minangkabau. Petugas ATC pun sigap melayani permintaan itu. Bagaiaman kesibukannya?

Liputan6.com, Padang - Bagi sebagian orang, Lebaran adalah momen berkumpul dengan keluarga dan merajut kembali tali silaturahim hingga menjemput beragam kenangan di kampung halaman.

Namun saat ribuan pemudik tiba di Bandara Internasional Minangkabau untuk berlebaran di kampung halaman dengan suka cita, aktivitas petugas Air Traffic Controller di Bandara Minangkabau kian sibuk dibanding hari biasa.

Bertugas di atas menara dengan ketinggian sekitar 40 meter dari permukaan laut, petugas ATC bekerja dalam tiga sesi. Mereka memandu lalu lintas udara hingga pendaratan dan lepas landas.

Seperti yang dilakukan petugas ATC, Niken. Satu jam terakhir ia terus mengamati monitor berukuran 12 inchi di hadapannya sembari terus berkomunikasi menggunakan radio. Ia bertanggung jawab memandu pesawat mulai dari saat kontak pertama hingga mendarat.

Tak lama berselang terdengar suara melalui radio, "Minang tower good afternoon, Batik seven one zero nine on els three three," ucap pilot.

Ia pun bersiap memandu pendaratan yang merupakan salah satu fase terpenting dan cukup menegangkan dari suatu penerbangan.

"Minang tower, Batik seven one zero nine runway three three clear to land," ujarnya mempersilakan pesawat mendarat di landasan pacu 33.

Tak lama berselang dari ujung landasan, lambat laun terlihat burung besi yang didominasi warna putih dan motif batik pada bagian ekornya, hendak mendarat. Secara perlahan, tampak roda pesawat menyentuh landasan dan akhirnya pesawat mendarat dengan mulus di bandara yang memiliki landasan sepanjang 2.700 meter tersebut.

"Batik seven zero nine, landed three zero stand number three," ucapnya mengarahkan pesawat untuk parkir ke apron bandara.

Ia pun lega dan merasa puas bisa memandu pendaratan pesawat tersebut dengan mulus tanpa ada kendala.

"Saya senang bisa memberikan pelayanan terbaik memandu jasa penerbangan, apalagi menjelang Lebaran adalah saat padat dan sibuk," ujar dia.

 

2 dari 3 halaman

Prioritaskan Pesawat Mendarat

Sejak H-7, tak kurang dari 80 pesawat per hari harus dipandu, baik untuk lepas landas maupun terbang. Memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat Minangkabau yang pulang kampung saat Lebaran baginya adalah hal yang luar biasa.

Dua tahun bertugas sebagai petugas ATC, salah satu duka yang dirasakan adalah saat Lebaran tetap harus bertugas ketika yang lain libur dan bisa menikmati Lebaran bersama keluarga.

Dalam memandu pesawat yang hendak mendarat, biasanya petugas ATC akan mendapatkan informasi dari bandara asal terkait informasi pesawat hingga jadwal keberangkatan dan pendaratan. Kemudian petugas akan mencatat di secarik kertas karton atau disebut flight strip secara manual.

Meskipun saat ini untuk melacak penerbangan telah dilengkapi radar, namun flight strip masih digunakan untuk menulis keterangan penerbangan. Flight strip memiliki tiga warna, yaitu kuning, biru dan putih. Ketiganya memiliki arti tersendiri.

Warna biru untuk melihat pesawat yang hendak berangkat, kuning untuk pesawat yang akan mendarat, dan putih untuk penerbangan lokal.

Biasanya flight strip akan diletakkan dalam rel dan secara vertikal berbaris sesuai dengan jam keberangkatan atau kedatangan. Setidaknya butuh waktu minimal 30 menit mulai dari pelaporan rencana penerbangan oleh maskapai hingga bisa diproses oleh petugas ATC untuk bisa berangkat.

Peralatan standar yang tersedia di tower meliputi radio, layar radar,dan monitor untuk memantau cuaca yang informasinya diperoleh dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika hingga control panel lampu landasan, komputer dan printer.

Biasanya dalam memandu penerbangan, pesawat yang akan mendarat lebih diprioritaskan ketimbang lepas landas. Akan tetapi lazimnya semua jadwal mulai dari awal sampai akhir sudah tersusun sehingga tidak ada kemungkinan pesawat saling menyalip buru-buru hendak mendarat.

Namun dalam kondisi darurat, dapat saja pesawat tertentu mendapatkan prioritas terlebih dahulu untuk mendarat dan pesawat lainnya diperintahkan berputar di udara terlebih dahulu menunggu giliran.

Kerumitan yang juga dihadapi petugas ATC adalah mengatur jarak antara satu pesawat dengan pesawat lain, agar tidak ada yang tertahan, baik di udara maupun bandara.

Tak jarang dijumpai dua pesawat bersamaan mengontak ATC minta dipandu. Maka prinsip yang dipakai adalah siapa yang terlebih dahulu berkomunikasi itu yang akan dilayani.

Jika ada penerbangan yang tertunda maka petugas akan mengatur sedemikian rupa agar keteraturan lalu lintas pesawat, baik di udara maupun bandara bisa berjalan dengan lancar.

Di tower ATC Bandara Internasional Minangkabau setidaknya terdapat empat petugas yang memandu, terdiri atas petugas tower dan pemandu lalu lintas di udara serta satu orang supervisor.

Saat pesawat masih di udara, pilot akan berkomunikasi dengan pemandu lalu lintas. Dan saat akan mendarat, komunikasi diambil alih petugas ATC hingga sampai di darat.

Demikian juga saat akan lepas landas, pesawat akan dipandu petugas ATC. Dan ketika sudah meninggalkan landasan, komunikasi akan diambil alih oleh APP.

Melalui radar akan terpantau berapa kecepatan pesawat hingga kode penerbangan yang digunakan sebagai panduan visual petugas.

 

3 dari 3 halaman

Syarat Jadi Petugas ATC

Untuk menjadi seorang pemandu lalu lintas udara, seseorang harus menempuh pendidikan khusus berupa sekolah kedinasan di Curug, Medan, Makasar, dan Surabaya. Pendidikan itu di Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia.

Setelah lulus mereka bisa melamar ke Lembaga Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia atau Airnav Indonesia selaku pengelola ATC.

Memasuki musim mudik 2019 Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan atau AirNav cabang Padang menyatakan kesiapannya memberikan pelayanan terbaik untuk memandu lalu lintas udara di Bandara Internasional Minangkabau.

"Kendati tahun ini terjadi penurunan trafik, kami tetap memberikan pelayanan terbaik bagi maskapai," kata General Manajer Airnav Cabang Padang Wisnu Hadi Prabowo.

Ia menyampaikan memasuki masa mudik Lebaran, pihaknya memastikan semua personel yang bertugas di Tower Air Traffic Controller bekerja dalam kondisi prima.

Selain itu pihaknya juga rutin melakukan cek kesehatan petugas ATC sebelum melaksanakan tugas mulai dari pengukuran tekanan darah hingga tingkat kandungan alkohol agar dipastikan benar-benar siap memberikan pelayanan.

Kemudian beberapa waktu lalu pihaknya juga sudah melakukan kalibrasi peralatan navigasi dan VOR hingga ILS dan hasilnya layak untuk dioperasikkan.

Ia juga menyampaikan dalam bertugas selalu mengingatkan kepada petugas ATC untuk mematuhi standar operasional prosedur dalam bertugas. Selama musim mudik pihaknya menurunkan 18 petugas ATC bekerja dalam tiga sesi memberikan pelayanan untuk lepas landas dan mendarat.

Tidak hanya itu pihaknya juga menyiagakan 12 orang tim teknik yang memastikan kondisi peralatan siap sedia. Ia memaparkan satu petugas ATC bekerja maksimal satu sampai dua jam dan setelah beristirahat dulu untuk kemudian bekerja kembali agar tetap fit saat memandu lalu lintas penerbangan.

Terkait dengan Padang merupakan salah satu daerah yang rawan gempa pihaknya juga sudah memiliki standar operasional prosedur jika terjadi gempa.

"Bahkan kami juga sudah punya peralatan portabel sehingga tetap bisa melakukan pelayanan pemandu lalu lintas udara," lanjutnya.

Ia menyampaikan dalam keadaan darurat petugas ATC dituntun untuk memprioritaskan keselamatan sembari tetap memberikan pelayanan kepada pilot.

Tak banyak yang tahu di balik pendaratan atau lepas landas penerbangan para petugas ATC adalah pahlawan yang rela tidak mudik demi melayani pemudik.

Tidak dapat dibayangkan tanpa keberadaan ATC, kerumitan bakal terjadi saat pesawat hendak lepas landas hingga mendarat dan pengaturan posisi di udara agar tidak bertabrakan satu sama lainnya.

Video Terkini