Sukses

Rihanna Ungkap Kepeduliannya pada Kasus Pembantaian di Sudan

Penyanyi fenomenal Rihanna mengunggah rasa kepedulian dan keprihatinnya pada kasus pembantaian di Sudan

Liputan6.com, Jakarta Penyanyi fenomenal Rihanna mengunggah rasa kepedulian dan keprihatinnya pada kasus pembantaian di Sudan melalui akun Instagramnya @badgalriri.

Rihanna memang dikenal cukup aktif bermedia sosial. Lewat postingannya, dia berharap dapat meningkatkan perhatian publik pada tragedy yang sedang berlangsung di Sudan.

Dilansir dari laman BET.com, dalam kilas cerita instagramnya, Rihanna menuliskan, “ They’re shooting people’s houses, raping women, burning bodies, throwing them in the nile like vermin, tormenting people, urinating on them, making them drink sewage water, terrorizing the streets and stopping muslims from going to eid prayer. There is an internet blackout! Please share. Raise awareness.”

Tidak hanya itu, Rihanna juga membagikan angka-angka korban kekerasan di Sudan. Dia menuliskan, “ 500 orang terbunuh, 723 orang terluka, 650 orang ditangkap, 48 wanita dilecehkan, 6 pria dilecehkan, 1000 orang hilang.”

Angka-angka yang disebutkan Rihanna belum jelas terkonfirmasi. Berdasarkan informasi terakhir dari CBS News, dalam sepekan terakhir ada lebih dari 100 orang yang terbunuh. Dan, ada kemungkinan angka ini akan terus bertambah.

Gejolak di Sudan memang sudah memanas beberapa tahun terakhir. Sejak turunnya presiden diktator Sudan, Umar al-Bashir, demonstrasi besar-besaran terjadi.

Rakyat menuntut pemerintahan yang dipegang oleh sipil, bukan militer. Namun, tuntutan ini tak kunjung terealisasi, dan demo semakin memanas.

Jumlah korban terus bertambah, berdasar laporan dari CBS News, para doktermengklaim setidaknya ada 118 tubuh mayat semenjak pemerintahan diambil alih militer. Namun, pihak militer Sudan menyebutkan hanya 60 orang yang tewas.

Di tengah ramainya lini masa twitter dengan tagar K-Pop dan politik, #PrayforSudan sempat memuncaki trending twitter Indonesia pagi ini.

Banyak yang mengecam tindakan militer yang melakukan kekerasan pada rakyat sipil, dan ada pula yang mendoakan para korban di Sudan. (Siwi Nur Wakhidah/Dream)