Liputan6.com, Madinah - Jemaah haji yang hendak beribadah di Masjid Nabawi, Madinah diimbau tetap memperhatikan keamanan diri sendiri maupun barang bawaan. Dengan tidak membawa perhiasan atau barang berharga secara berlebihan.
Langkah untuk menghindari kerugian pribadi oleh pihak tak bertanggung jawab. "Jangan membawa perhiasan, barang berharga berlebihan saat berada di luar hotel, termasuk ketika ingin ibadah di Masjid Nabawi," ujar Kepala Sektor 5 Madinah, Khalilurrahman di Madinah, Rabu (10/7/2019).
Baca Juga
Himbauan bukan tanpa sebab. Diketahui calon haji asal Embarkasi Palembang (PLM) bernama Hopiyah binti Dulhamin (63), kecopetan saat melaksanakan salat Subuh di Masjid Nabawi, pada Rabu (10/7) pukul 04.45 WAS.
Advertisement
Linjam Sektor 4 Madinah, Heru Meiyanto menuturkan, kejadian berlangsung saat calon haji sedang berada di Masjid Nabawi. Secara tiba-tiba, calon haji itu didatangi empat perempuan berpakaian serba hitam, yang langsung menepuk pundak Hopiyah dan mengambil uang yang dibawanya senilai Rp 8 juta.
"Kejadiannya di dalam Masjid Nabawi dekat pintu 12. Mohon diinfokan pada jemaah lain agar lebih waspada baik di hotel, perjalanan menuju Masjid Nabawi maupun ketika berada di kompleks masjid," ucap Heru.
Tak hanya terkait barang pribadi, jemaah yang memiliki penyakit bawaan dari Tanah Air diingatkan teratur mengonsumsi dan selalu membawa obat miliknya saat pergi kemanapun.
Kepada jemaah lansia dan resiko tinggi (risti) turut dihimbau jangan terlalu memaksakan kegiatan yang sampai menyebabkan kelelahan, dan membahayakan dirinya. "Kalau capek ya istirahat. Jangan dipaksakan," imbuh Khalil.
Â
20.121 Jemaah Haji dari 49 Kloter Tiba di Tanah Suci
Jumlah jemaah haji yang mendarat di Bandara Prince Mohammed bin Abdul Aziz mencapai 20.121 orang, hingga Rabu (10/7/2019), pukul 05.18 waktu Arab Saudi (WAS).
Jemaah haji yang datang ini, berasal dari 49 kloter melalui berbagai embarkasi, dari 57 kloter yang diberangkatkan dari Tanah Air. Adapun jumlah petugas yang mengiringi tercatat sebanyak 245 orang.
Mengutip data Siskohat DJPHU, jemaah haji tersebut antara lain berasal dari Embarkasi Jakarta Pondok Gede, Jakarta Bekasi, Solo, Surabaya, Batam, Palembang, Padang, Solo, Ujung Pandang. Kedatangan para jemaah menggunakan dua maskapai, yakni Garuda Indonesia dan Saudi Airlines.
Tercatat dari jumlah jemaah yang siap menunaikan ibadah ke Tanah Suci, 3 di antaranya telah menghembuskan nafas terakhir. Ketiganya bernama, Sumiyatun bin Sawi, Khairil Abbas bin Salim dan Mudjahid Damanhuri Mangun.
Kepala Daerah Kerja (Kadaker) Bandara Jeddah-Madinah, Arsyad Hidayat menuturkan jika kedatangan jemaah di bandara ternyata maju atau lebih cepat dari jadwal. Penyebabnya terkait dengan cuaca, yakni faktor arah angin.
"Banyak penerbangan haji baik yang dilakukan Saudi Airline ataupun Garuda itu ternyata lebih cepat dari jadwal yang dibuat," jelas dia di Madinah, Selasa (9/7/2019).
Dia menuturkan, cuaca yang dimaksud adalah arah angin yang mendorong pesawat lebih cepat mendarat di Bandara Madinah. Bukan hitungan menit, rentang waktu kedatangan jemaah haji bisa maju hingga hitungan jam.
"Mulai setengah jam bahkan sampai satu jam setengah. Seperti kloter Sub 1 dari Surabaya yang dijadwalkan jam 10 ternyata tiba itu 08.30," jelas dia.
Pada tahun ini, Indonesia kebagian kuota haji sebesar 221 ribu, terdiri atas 204 ribu jemaah haji reguler dan 17 ribu jemaah haji khusus. Kemudian ada tambahan kuota yang diberikan pemerintah Arab Saudi sebesar 10 ribu jemaah.
Indonesia merupakan negara terbanyak mengirimkan jemaah haji ke Tanah Suci setiap tahunnya dibandingkan dengan negara lain.
Tonton Video Ini:
Advertisement