Liputan6.com, Jakarta - Selain datang untuk melaksanakan ibadah haji, calon haji juga menyempatkan diri berwisata di Tanah Suci. Salah satu wisata di Tanah Suci yang paling terkenal adalah Medan Magnet.
Medan Maget baru dikenal para jemaah haji Indoensia sekitar tahun 2005, yakni selepas kepulangan artis tanah air yang mengunjungi tempat ini dan mempromosikannya melalui infotaiment yang meliputnya. Sedangkan penduduk sekitar mengenal daerah ini sebagai "Manthiqah Baidha" yang berarti daerah putih.
Baca Juga
Nama tersebut diambil dari pegunungan di sekitarnya yang memiliki warna lebih putih dibanding pegunungan lainnya yang berwarna kuning kemerahan. Letaknya tepat di daerah bernama Wadi Jin (Lembah Jin), atau 33 km arah utara Masjid Nabawi. Kini medan magnet menjadi ikon tersendiri bagi para perziarah Kota Nabi. Beberapa travel kini mulai mengagendakan acara city tournya ke pegunungan yang memiliki magnet bumi ini.
Advertisement
Dilansir dari buku Menjadi Menjadi Muthawif Anda di Tanah Suci karya Rafiq Jauhary, jarak yang jauh membuat tidak semua travel (terutama KBIH) memasukkan daerah ini dalam paket tour mereka. Namun jika calon haji beserta jemaah menginginkan untuk mengunjungi tempat ini, dengan minimal 40 orang maka cukup dengan menambah delapan hingga sepuluh riyal per orang, sopir tentu tak akan keberatan jika menambah rute perjalanan mereka ke daerah ini.
Bukan pemandangan yang dijanjikan dari daerah ini. Karena hampir sama seperti daerah lainnya di dataran Arab, Manthiqah Baidha ini pun hanyalah hamparan tanah yang diapit oleh pegunungan batu terjal. Sebelum sampai di ujung jalan Manthiqah Baidha, biasanya sopir akan mempertontonkan kehebatan magnet alam yang ada di daerah ini.
Â
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Bus Tertarik ke Belakang
Masih dengan menyalakan mesin, namun persneling yang dibuat netral, sebuah bus seberat sekian ton akan tertarik ke belakang menaiki jalanan yang cukup miring. Tak hanya itu, beberapa orang mencoba menuangkan air mineral ke atas jalanan aspal, anehnya air tersebut pun tidak mengalir ke bawah, namun ke atas mengikuti pusat magnet. Sebuah misteri yang belum didapati jawabannya.
Begitu mobil tiba di ujung jalan, sekali lagi pak sopir akan menunjukan kehebatannya kepada jemaah. Dia akan membiarkan mobilnya tertarik magnet. Bus tersebut dapat melaju hingga kecepatan 160 km/jam dengan posisi persneling netral dan mesin tetap dibiarkan menyala. Tentu saja karena sistem pengereman pada bus dapat berjalan baik manakala mesin tetap dalam posisi menyala.
Advertisement