Liputan6.com, Jakarta - Jemaah calon haji kelompok terbang (kloter) 1 telah sampai di Makkah pada Minggu, 14 Juli 2019. Selama di Makkah, mereka ditempatkan di pemondokan yang telah disediakan oleh Kementrian Agama Indonesia sebelumnya.
Dikarenakan adanya penataan kembali kawasan sekitar Haramain, terutama sekitar Masjidil Haram Makkah, maka sejak musim haji 1429 H/2008, tempat pemondokan haji hampir semuanya ada di ring dua dengan jarak lebih dari 10 km dari Masjidil Haram.
Baca Juga
Pemerintah pun telah menyiapkan angkutan bus dipersiapkan dengan sistem taraddudi atu shuttle. Bus ini disediakan oleh naqabah atau organda Saudi.
Advertisement
Tetapi, sering kali bus tidak mencukupi atau tidak terjadwal dengan baik. Untuk itu, jemaah calon haji harus menyiasati hal tersebut.
Untuk senantiasa salat berjemaah di Masjidil Haram memang agak berat, apalagi bagi yang sudah berusia lanjut atau kurang sehat dan kurang bugar.
Dilansir dari buku Disiplin Berhaji Menuju Haji Mabrur karya H.A Tabrani Rusyan, ada upaya yang harus dilakukan untuk mensiasati agar dapat memaksimalkan jemaah calon haji Indonesia beribadah di Masjidil Haram.
Upaya pertama yang harus dilakukan adalah berangkat sebelum salat ashar atau dengan melaksanakan salat zuhur di masjid sekitar maktab atau pemondokan dan pulang sesudah isya.
Selanjutnya, upaya kedua adalah dengan cara berangkat lebih pagi sekitar jam 03.00 waktu Arab Saudi untuk salat subuh dan kembali sesudah dhuha.
Upaya yang terakhir yaitu bagi jemaah haji Indonesia laki-laki dan berangkat sendiri atau tidak bersama istri, boleh mencoba menyewa ojek.
Atau bila bersama rombongan, jemaah calon haji boleh patungan menyewa mobil van, tetapi harus pandai menawar karena tarifnya bisa lebih mahal.
Â
Reporter : Nabila Bilqis