Sukses

Jemaah Haji yang Tiba di Madinah Capai 61.357 Orang

Jemaah haji diberangkatkan dari berbagai embarkasi di Indonesia.

Liputan6.com, Madinah - Jumlah jemaah haji Indonesia yang tiba di Madinah mencapai 61.357 dari 151 kelompok kerja (kloter). Dengan jumlah petugas sebanyak 755 orang. Ini dari total 65.766 jemaah yang berangkat dari 162 kloter.

Jemaah diberangkatkan dari berbagai embarkasi di Indonesia. Lokasinya antara lain embarkasi Jakarta (JKS dan JKG), Surabaya (SUB), Palembang (PLM), Lombok (LOM), Ujung Pandang (UPG), Batam (BTH), Medan (MES), Padang (PDG) dan Solo (SOC).

Demikian menurut data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kemenag, Selasa (16/7/2019) pukul 05.08 Waktu Arab Saudi (WAS).

Hingga hari ini, 6 jemaah telah menghembuskan nafas terakhirnya di Tanah Suci. Jemaah tersebut bernama, Sumiyatun bin Sawi, Khairil Abbas bin Salim, Mudjahid Damanhuri Mangun dan Artapiah Armin Musahab.

Sementara dua lainnya, yakni Soeratno G Mangun Wijoto, 73, asal embarkasi Surabaya kloter 4 (SUB 04) dan Subli bin Nasir, 61, asal embarkasi Batam kloter 3 (BTH 03).

Pada tahun ini, Indonesia kebagian kuota haji sebesar 221 ribu dari Pemerintah Arab Saudi. Dengan rincian, 204 ribu jemaah haji reguler dan 17 ribu jemaah haji khusus. Kemudian ada tambahan kuota yang diberikan pemerintah Arab Saudi sebesar 10 ribu jemaah.

Indonesia merupakan negara terbanyak mengirimkan jemaah haji ke Tanah Suci setiap tahunnya dibandingkan dengan negara lain.

 

2 dari 2 halaman

2 Jemaah Calon Haji Wafat di Tanah Suci, Jumlahnya Jadi 6 Orang

Dua orang jemaah haji asal Surabaya dan Batam meninggal dunia pada Senin 15 Juli 2019 di Madinah. Dengan ini, jemaah yang wafat telah berjumlah enam orang.

Menurut sertifikat kematian (cod) yang dikeluarkan Misi Medis Indonesia di Arab Saudi, jemaah haji yang wafat adalah Soeratno G Mangun Wijoto, 73, asal embarkasi Surabaya kloter 4 (SUB 04) dan Subli bin Nasir, 61, asal embarkasi Batam kloter 3 (BTH 03).

Keduanya sempat dirujuk ke Rumah Sakit King Fahd Madinah sebelum mengembuskan napas terakhir. Subli meninggal dunia pada pukul 11.30 waktu setempat, sementara Soeratno wafat pukul 10.26.

Penyebab wafatnya Subli adalah adalah hipertensi yang menyebabkan pecahnya pembuluh darah ke otak. Sementara Soeratno meninggal dunia akibat gastritis dan dehidrask akut.

Dr Hendra Praja yang sempat menangani Soeratno di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) mengatakan pasien mengalami peradangan abdomen akut yang disebabkan konsumsi jamu yang tidak diketahui mereknya selama tiga tahun. Peradangan abdomen jenis ini bisa menyebabkan kematian.

"Kondisi ini diperberat dengan perubahan cuaca ekstrem dan kekurangan cairan," kata Hendra kepada tim Media Center Haji (MCH).

Â