Liputan6.com, Jakarta - Musim haji sudah dimulai. Umat muslim di seluruh dunia pun mulai berdatangan ke Tanah Suci untuk melaksanakan ibadah Rukun Islam kelima.
Tak hanya melakukan ibadah haji, para jemaah terkadang memanfaatkan waktu untuk mengunjungi tempat-tempat bersejarah yang ada di sana.
Baca Juga
Selain mengisi waktu luang, jemaah calon haji juga dapat memperkaya wawasan sejarah dan kebudayaan sembari beribadah.
Advertisement
Ada cukup banyak tempat-tempat menarik yang bisa dijadikan destinasi wisata sembari berhaji. Seperti misalnya Laut Merah. Laut Merah ini merupakan primadona di Kota Jeddah.
Berikut obyek wisata bersejarah yang menarik untuk dikunjungi oleh jemaah calon haji dihimpun Liputan6.com:
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Masjid Qishash
Masjid yang memiliki halaman luas ini bernama Masjid Jafali atau bagi jemaah Indonesia dikenal dengan nama Masjid Qishash.
Pada hari tertentu di halaman masjid ini dilakukan hukuman qishas pada seseorang yang melakukan pelanggaran seperti pezina, seseorang yang melukai saudaranya, pencuri, dan pembunuh.
Pada dasarnya, di setiap Kota Makkah memiliki sebuah masjid yang terdapat tempat sebagai hukuman qishash. Selain itu, jemaah akan menikamati indahnya masjid yang memiliki taman luas dan dikelilingi danau buatan yang bersih.
Â
Advertisement
Laut Merah
Laut Merah merupakan tempat primadona di Kota Jeddah dengan air lautnya yang indah, jernih, dan kebersihan terjaga. Infrastruktur di sini juga memadai.
Hal itulah yang membuat sepanjang garis pantai Laut Merah sebagai tempat rekreasi yang cukup menyenangkan. Tidak hanya itu, pada saat sunset atau matahari tenggelam, pantai ini mampu memamerkan merahnya lautan.
Sehingga, banyak masyarakat sekitar yang berbondong-bondong dari berbagai daerah mendatangi tempat ini untuk sekedar menghabiskan liburan akhir pekan.
Terlebih ketika hari Kamis malam atau malam Jumat, laut ini tidak ubahnya seperti pasar malam di pinggiran pantai.
Â
Masjid Terapung
Bagi jemaah haji atau umrah dari Indonesia, ada satu masjid yang popular. Masjid ini berada di sepanjang garis pantai di Laut Merah, sehingga menyebabkan masjid terlihat seperti terapung di atas permukaan air laut.
Masjid ini pun menjadi objek yang menarik untuk disinggahi. Dahulu masjid ini diberi nama Masjid Fatimah, sebuah nama yang diambil dari seorang saudagar muslim pemberi wakaf letak dalam proyek pembangunannya.
Namun setelah berlalu, banyak orang yang menganggap bahwa masjid ini dibangun oleh Fatimah Az-Zahra, putri Rasullah. Akhirnya masjid ini diganti dengan nama Masjid Rahmah.
Â
Advertisement
Al Balad Corniche
Tak lengkap rasanya singgah di kota Jeddah tanpa mengunjungi pusat perbelanjaan. Namun hendaknya perlu berhati-hati dengan pedagang asongan yang kerap menjajakan daganganya dengan nada paksaan.
Tawar menawar pun sudah menjadi hal biasa pada toko besar di komplek pertokoan Al-Balad Corniche.
Banyak TKI yang memilih berbelanja di daerah ini karena dikenal harganya yang relatif lebih miring. Tetapi berbeda jika para penjaga toko mengenali kita sebagai jemaah haji atau umrah mereka justru menaikkan harganya.
Yang menjadi langganan para jemaah haji adalah Toko Ali Murah atau Sultan Murah. Di toko itu yang kerap menjadi buruan utama adalah cokelat yang dikemas dengan beberapa bentuk lucu dan tentunya kurma muda (ruthab).
Â
Nafurah
Terletak tepat di garis Laut Merah, sebuah air mancur raksasa menyita perhatian banyak wisatawan, termasuk jemaah haji dan umrah.
Air mancur ini dibangun oleh Raja Fahd pada 1980. Air mancur ini mampu meluncurkan air setinggi lebih dari 312 meter, sehingga Nafurah ini tercatat dalam Guinnes World Reccord sebagai air mancur tertinggi di dunia. Namun sayangnya, air mancur ini dibuka hanya pada waktu maghrib.
Â
Advertisement
Makam Ibu Hawa
Ibu Hawa atau istri Nabi Adam dipercaya dimakamkan di Kota Jeddah. Sekali pun kebenarannya belum dapat dilacak, namun masyarakat sekitar memercayainya dan menjadikannya sebagai tempat nilai bersejarah.
Kini daerah tersebut dibentengi tembok tinggi mengelilingi tempat yang dikatakan sebagai makam ini. Sehingga, pengunjung tidak dapat melihat apa yang ada di dalam tembok tersebut.
Namun dari luar terpasang sebuah papan besar Maqbaratu Hawa atau Makam Hawa dan sisinya bertuliskan doa mengunjungi makam.
Reporter: Desti Gusrina