Liputan6.com, Madinah - Panas terik sudah sangat terasa, meski waktu baru menunjukkan pukul 10.00 Waktu Arab Saudi (WAS). Beberapa kendaraan bus sudah terparkir di depan Masjid Bir Ali, Madinah. Menara masjid yang tinggi tampak menjulang ke langit.
Jarak tempuh ke Bir Ali dari Kota Madinah sekitar 11 kilometer. Bila menggunakan kendaraan memakan waktu sekitar 20 menit.
Di masjid yang dibangun pada masa Rasulullah SAW ini, jemaah haji Indonesia, akan mengambil niat (miqat) dan berihram.
Advertisement
Liputan6.com yang tergabung dalam Tim Media Center Haji (MCH) Kementerian Agama (Kemenag) berkesempatan melihat langsung proses miqat jemaah haji, pada Kamis (18/7/2019).
Baca Juga
Sekitar pukul 10.30 WAS, bus yang membawa jemaah haji Indonesia tiba. Satu per satu jemaah yang telah berihram, masuk menuju masjid setelah berwudu. Mereka akan melaksanakan salat sunah sebelum bergeser ke Makkah.
 "Di sini sekitar 10 sampai 20 menit jemaah turun. Sejak dari Madinah sudah memakai ihram, jadi tinggal wudu dan melaksanakan salat sunah," ujar Oman Fathurahman, Tim Pengendali Teknis Bimbingan Ibadah PPIH Arab Saudi.
Demi kemudahan, jemaah haji Indonesia telah diimbau terlebih dulu memakai ihram sejak dari hotel sebelum berangkat ke Bir Ali. Maklum, tak hanya dari Indonesia, Bir Ali menjadi lokasi Miqat jemaah haji dari banyak negara.
Kemudahan ini diakui salah satu jemaah Muhamad Fatih, asal Embarkasi Jakarta (JKS-1). "Jadi kita tinggal salat sunah, berdoa dan baru balik ke bus masing-masing," kata dia.
Dia berharap perjalanan ibadah hajinya bisa membawa kebaikan bagi dirinya dan orang lain. "Saya berdoa untuk kebaikan kita semua, jemaah dan umat Islam di Indonesia dan negara akan lebih baik dari sebelumnya," ujar dia.
Bagi yang terlupa membawa perlengkapan ihram, tak perlu khawatir. Beberapa toko turut menjajakan keperluan haji dan umroh. Maupun makanan ringan dan minuman bila membutuhkannya.
Usai salat, jemaah haji Indonesia kembali diarahkan masuk ke bus. Beberapa di antaranya menyempatkan diri mengambil foto di taman. Ini merupakan satu-satunya lokasi yang cukup rimbun, terdapat di depan pintu masjid.
Miqat dari Bir Ali tak boleh dilewatkan jemaah, jika ingin Umroh yang dilaksanakan sah. Para Petugas PPIH terdengar terus menerus menyerukan hal ini kepada jemaah.
"Kita harus terus mengingatkan jemaah biar mereka tidak terlupa," ujar salah satu petugas.
Oman mengingatkan jika telah miqat dan ihram, jemaah harus mematuhi segala larangan agar umrohnya sah.
"Seperti laki-laki tidak boleh pakai pakaian berjahit, seperti celana dalam. Sesuai dalam alquran juga jangan berkata tidak baik atau hubungan suami istri," jelas dia.
Sayup-sayup, kalimat talbiyah terdengar dari dalam bus yang membawa jemaah haji Indonesia ke Makkah.
Â
Â
Sejarah Bir Ali
Mengutip berbagai sumber, keberadaan Bir Ali dimulai dari sebuah pohon berbentuk akasia. Tempat bernaungnya Rasulullah SAW ketika ingin menjalani Umrah. Di lokasi ini, kemudian sebuah masjid dibangun di dekat pohon tersebut.
Adapun nama Bir Ali, seperti dituturkan Oman, sejarahnya saat Sayyidina Ali membangun banyak sumur. Bir yang artinya adalah sumur dengan bentuk jamak, sedangkan Ali diambil dari nama Sayyidina Ali.
Namun saat ini sumur-sumur itu tertutup oleh bangunan-bangunan disekitar masjid dan masjid itu sendiri.
Bir Ali kerap juga disebut Abyar Ali. "Jadi sebenarnya di Madinah, satu-satunya kewajiban hanya di Bir Ali yakni miqat dan ihram. Lainnya seperti ziarah dan salat Arbain itu sunah," dia menandaskan.
Tonton Video Ini:
Â
Advertisement