Sukses

Rutin Minum Obat dan Jangan Lelah, Pesan Tim Kesehatan ke Jemaah Haji

Kondisi tubuh yang lelah bisa menyebabkan jatuh sakit hingga risiko meninggal dunia.

Liputan6.com, Jeddah - Jemaah haji terutama yang berisiko tinggi (risti) diimbau tak berlebihan atau memaksakan diri dalam menjalani ibadah. Kondisi tubuh yang lelah bisa menyebabkan jatuh sakit hingga risiko meninggal dunia.

Jemaah risti antara lain, para lanjut usia dan pengidap penyakit. Risti biasanya memiliki penandaan khusus pada kartu kesehatan yang dibawa ke Tanah Suci. Ini demi memudahkan pendeteksian saat jemaah jatuh sakit.

Ini diungkapkan Kepala Seksi (Kasie) Kesehatan Daerah Kerja (Daker) Bandara Jeddah-Madinah, dr Karmidjono Pontjo. Perhatian menjaga kesehatan sudah harus dilakukan sejak jauh hari di Tanah Air. Terutama, bagi yang mengidap penyakit.

"Pada saat mau terbang pastikan bahwa kalau memang punya penyakit tidak menular yang menahun seperti hipertensi, diabetes jangan lupa minum obatnya sesuai dengan anjuran dokter, banyak minum dan jangan takut ke toilet," jelas dia di Jeddah, Selassa (23/7/2019).

Saat tiba di Arab Saudi, jemaah yang sudah memiliki penyakit tidak menular tetap minum obat secara teratur, sesuai dengan dosis dari dokter. Jangan sampai ketika tubuh terasa sehat, obat tidak lagi dikonsumsi atau mengurangi dosis dengan takaran sendiri.

Kemudian jemaah harus mencukupi kebutuhan minum. Ini berkaitan dengan cuaca di Tanah Suci yang sangat panas dengan kelembaban rendah.

Suhu di Madinah bisa mencapai 43 derajat Celcius dengan kelembaban kurang dari 10 persen. Sementara di Makkah, suhunya kurang dari 43 derajat Celcius dengan kelembaban kurang dari 20 persen.

"Kondisi ini membuat penguapan tinggi. Tanpa disadari tubuh kurang cairan, kemudian dehidrasi, lalu kondisi tubuh menjadi lemah," katanya. 

Karena itu, untuk menjaga kondisi tubuh, jamaah diimbau untuk selalu minum air putih, makan teratur, jangan kelelahan, dan mengenakan pelindung diri saat keluar ruangan.  

 

Bila saat beribadah telah merasa lelah segera berhenti dan tidak memaksakan diri. Kondisi tubuh yang lelah justru menghilangkan kekhusuan beribadah.

"Banyak jemaah yang melakukan umrah hingga 50 kali. Mereka menyebutnya umrah setingkat malaikat," kata pria yang akrab disapa dokter Jono tersebut.

Dia memperhatikan, kelelahan yang dialami jemaah juga dipicu adanya dorongan pendamping Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH).

Misalkan saat jemaah baru tiba di Tanah Suci, langsung diajak para KBIH beribadah. Padahal perjalanan panjang dari Indonesia sangat menguras tenaga, utamanya mereka yang telah berusia lanjut dan memiliki risiko tinggi (risti).

"Berikan waktu yang cukup kepada jamaah untuk istirahat. Jangan sampai dipaksakan untuk terus beribadah," dia menandaskan.

Tonton Video Ini:

Â