Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah calon haji asal Indonesia kerap kali memilih untuk memasak di hotel karena merasa kurang dengan jumlah konsumsi.
Untuk mencegah terjadinya kebakaran, Kepala Daerah Kerja Makkah Panitia Penyelenggara Ibadah Haji Indonesia (PPIH) 2019 mengimbau agar para calon jemaah haji berhati-hati saat menggunakan dapur.
"Jemaah dalam sehari diberi konsumsi dua kali, dan pada waktu-waktu yang tidak dapat konsumsi, biasanya masak sendiri. Kami imbau jemaah untuk berhati-hati, kata Subhan Cholid di Kota Makkah dilansir Antara, Jumat, 26 Juli 2019.
Advertisement
Menurut dia, tidak semua hotel menyediakan fasilitas pantry atau dapur mini yang bisa digunakan para calon haji. Hal ini yang membuat mereka sering kali secara mandiri membawa peralatan, seperti penanak nasi, pemanas air, dan kompor kecil.
"Jadi, mohon agar jemaah berhati-hati, terutama ketika memasak di area hotel, agar betul-betul diawasi dan harus sampai selesai. Maksudya kalau masak air atau nasi ditunggu sampai mateng baru dicabut," katanya.
Dia juga mengimbau bagi calon haji yang merokok agar tidak membuang puntung sembarangan. Jika memungkinkan berhenti merokok demi kesehatan.
"Jangan puntungnya belum mati terus dibuang ke tempat sampah," katanya.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Calon haji asal Embarkasi Jakarta bernama Supardjo Rata Ilyas (76 tahun), wafat di Jeddah. Dia kemudian dimakamkan di Pemakaman Al-Rahma, Jeddah.
Jumlah Jemaah Haji Tiba di Makkah
Sementara itu, lebih dari separuh jemaah haji Indonesia tiba di Tanah Suci. Hingga hari ini, jumlahnya mencapai 150.645 dari 373 kelompok terbang (kloter). Dengan jumlah petugas 1.865 orang.
Sementara jemaah yang wafat bertambah satu orang. Sehingga totalnya sebanyak 23 orang.
Demikian mengutip data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kementerian Agama, Sabtu (27/7/2019), pukul 08.40 Waktu Arab Saudi (WAS).
Sementara jemaah haji yang telah tiba di Makkah tercatat banyak 128.793 jemaah haji Indonesia, hingga Jumat malam. Mereka tergabung dalam 319 kelompok terbang (kloter) yang berasal dari 13 embarkasi di Indonesia.
Advertisement