Liputan6.com, Jakarta - Perbedaan suhu dan iklim kerap menjadi masalah tersendiri bagi jemaah haji Indonesia. Suhu udara di Tanah Suci dapat jauh lebih panas dibandingkan di Tanah Air.
Dilansir dari Antara, Selasa (30/7/2019), dokter spesialis saraf dr Untung Gunarto Sp.S. MM mengingatkan kepada jemaah calon haji untuk mewaspadai heatstroke saat melakukan kegiatan di luar ruangan dengan kondisi cuaca panas yang ekstrem.
Baca Juga
"Para calon haji yang melakukan kegiatan di luar ruangan dengan kondisi cuaca panas yang ekstrem harus berhati-hati terhadap heatstroke," ujar Untung.
Advertisement
Dia menjelaskan, heatstroke merupakan kondisi cedera panas yang paling serius dan dapat mengakibatkan kematian.
"Heatstroke ini bisa terjadi karena ada proses kegagalan pengendalian panas dan kegagalan sistem jantung serta pembuluh darah tubuh kita, seseorang bisa terkena heatstroke ini, sekalipun kondisi sehat," papar Untung.
Tanda-tanda heatstroke, lanjutnya, diawali dengan suhu tubuh di atas 40,5 derajat Celsius, penurunan tekanan darah, gangguan nafas, dan kondisi jantung yang berdebar-debar.
Menurut Untung, heatstroke menyebabkan kondisi atau status mental, dan berkurangnya kemampuan seseorang dalam menurunkan suhu tubuh.
"Tanda-tanda heatstroke yang mengancam jiwa yakni terjadinya proses penyumbatan pada pembuluh darah, mimisan, pendarahan dari pembuluh vena, luka memar, bengkak paru dan juga adanya tanda-tanda dari gagal ginjal akut," kata dia.
Untung pun mengimbau jemaah calon haji Indonesia untuk memperbanyak minum air guna menghindari dehidrasi.
"Dehidrasi mudah dikenali dengan memantau warna cairan urin, turunnya berat badan yang cukup drastis, adanya rasa haus, merasa badan kurang nyaman, kulit memerah, cemas berlebihan, kram, apatis, malas, sakit kepala, mual, muntah, merasa gerah, leher kaku dan juga merasa kedinginan," tutup Untung.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Tanda-Tanda Heatstroke
Sementara itu, Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan RI Eka Jusuf Singka menyebutkan, adabeberapa tanda dan gejala heatstroke.
Tandanya yaitu suhu tubuh lebih dari 40 derajat Celsius serta perubahan keadaan mental atau perilaku seperti kebingungan ucapan yang tidak jelas dan kejang. Jemaah calon haji pun diharapkan memperhatikan gejala-gejalanya.
"Ada juga gejala perubahan dalam berkeringat. Pada sengatan panas, kulit kita akan terasa panas dan kering saat disentuh, timbul mual, dan muntah. Jantung berdebar cepat, nafas kita bisa menjadi cepat dan dangkal. Sakit kepala berdenyut," ucap Eka.
Advertisement
Heatstroke Bisa Sebabkan Kematian
Akibat paling fatal dari heatstroke adalah meninggal dunia. Seseorang yang meninggal karena heatstroke dinamakan total organ failure, seperti gagal ginjal, gagal jantung, dan gagal otak.
Kasus heatstroke pada jemaah haji Indonesia pertama muncul pada 2015, namun hingga saat ini tidak ada kasus kematian.
Edukasi terus Kemenkes lakukan untuk mencegah heastroke. Sesampainya di Tanah Suci, Tim Promotif Preventif bakal menginformasikan cara mencegah heatstroke serta serangan penyakit lain selama menjalankan ibadah haji.
Tips Hindari Heatstroke
Eka Jusup Singka mengatakan suhu di Arab Saudi mencapai 46 derajat Celsius. Namun, bisa juga mencapai 50 derajat Celsius.
Oleh sebab itu, Eka mengimbau jemaah haji Indonesia melakukan upaya untuk menghindari heatstroke dengan banyak minum air putih serta melindungi diri dari paparan sinar matahari diperlukan.
"Kalau jemaah haji proaktif pakai payung, perbanyak minum air putih, enggak masalah," pungkas Eka.
Â
 (Nabila Bilqis)
Advertisement