Liputan6.com, Jeddah - Kedatangan jemaah haji ke Arab Saudi masih terus berlangsung, mendekati masa puncak haji. Jumlahnya kini mencapai 198.588 jemaah dari 493 kelompok terbangan.
Jumlah petugas tercatat sudah 2.465 orang. Dari jumlah jemaah yang tiba, 55 orang sudah wafat.
Baca Juga
Data ini berdasarkan Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kementerian Agama, Sabtu (3/8/2019) pukul 09.00 Waktu Arab Saudi (WAS).
Advertisement
Pelaksanaan puncak haji tak lama lagi berlangsung. Sebab itu saat ini semua jemaah haji sudah bergeser ke Makkah. Baik dari Madinah maupun dari Jeddah.
Hingga Jumat malam, sebanyak 193.300 jemaah haji Indonesia telah tiba di Kota Makkah. Mereka tergabung dalam 480 kloter disertai dengan 2.400 petugas.
“Makkah kini semakin padat. Jemaah haji Indonesia yang belum tiba di kota ini berjumlah 49 kloter lagi. Kami berharap, kloter yang tersisa ini dapat berangkat sesuai jadwal dan tiba dengan selamat di Kota Makkah ini,” tutur Kepala Daerah Kerja Makkah Subhan Cholid, kemarin.
Arab Saudi Tetapkan Wukuf di Arafah pada 10 Agustus 2019
Pemerintah Arab Saudi menetapkan pelaksanaan wukuf di Arafah berlangsung pada 10 Agustus 2019. Di mana, tanggal 1 Zulhijjah 1440H jatuh pada Jumat, 2 Agustus 2019.
Hal ini disampaikan Kepala Daerah Kerja Makkah Subhan Cholid, di Syisyah, Makkah, Jumat (2/8/2019).
“Kemarin pemerintah Arab Saudi sudah melaksanakan sidang isbat, yang menghasilkan keputusan bahwa tanggal 1 Zulhijjah jatuh pada Jumat, 2 Agustus 2019. Maka, jemaah haji akan melaksanakan wukuf pada Sabtu, 10 Agustus 2019 mendatang,” jelas dia.
Mengingat waktu wukuf yang semakin dekat, Subhan berpesan agar jemaah mempersiapkan diri. Baik persiapan fisik maupun mental, untuk menghadapi puncak ibadah haji, yaitu: wukuf di padang Arafah, mabit di Muzdalifah, mabit di Mina sekaligus lontar jumrah.
“Saat ini, kurangi dulu aktivitas yang mungkin menguras tenaga. Persiapan fisik dengan baik untuk menghadapi puncak haji yang tinggal hitungan hari saja,” pesan Subhan.
Subhan juga menyampaikan, bahwa pemerintah Indonesia tidak melaksanakan, mengagendakan, memprogramkan pelaksanaan ibadah tarwiyah untuk seluruh jemaah haji indonesia.
“Dengan pertimbangan pelaksanaan tarwiyah itu sehari sebelum pelaksanaan wukuf di Arafah. Wukuf di Arafah itu adalah rukun haji dalam waktu yang sangat pendek. Dengan pertimbangan keabsahan haji, pemerintah berkonsentrasi pada rukun hajinya yaitu wukuf di Arafah” jelas Subhan.
Namun, bila ada jemaah yang ingin melaksanakan ibadah tarwiyah, Subhan mengimbau agar yang bersangkutan menyampaikan rencananya kepada perangkat kloter yang ada.
“Bagi jemaah yang hendak melaksanakan tarwiyah kami mengharapkan mendaftarkan diri melaporkan kepada petugas,” tandas Subhan.
Advertisement