Liputan6.com, Jakarta - Usai melaksankaan wujuf di Arafah, jemaah haji selanjutnya akan melakukan rangkaian ibadah lainnya. Mereka akan bergerak ke Muzdalifah dan Mina.Â
Di Muzdalifah, para jemaah haji akan bermalam atau mabit hingga waktu fajar. Di sana, mereka melaksanakan salat Maghrib dan Isya secara jamak dan qashar. Di Muzdalifah juga jamaah haji mengumpulkan batu kerikil yang akan digunakan untuk melempar jumrah.
Baca Juga
Usai itu, selanjutnya jemaah haji pergi ke Mina untuk melempar jumrah. Ada tiga lokasi melempar jumrah, yaitu Jumrah Aqabah, Jumrah Wusta dan Jumrah Ula. Di Mina jamaah haji wajib bermabit pada malam 11,12 Dzulhijah bagi jamaah haji yang melaksanakan Nafar Awal atau malam 11,12,13 Dzulhijah bagi jamaah haji yang melaksanakan Nafar Tsani.
Advertisement
Namun siapa sangka, wilayah-wilayah tersebut tentunya memiliki sejarah ataupun cerita masing-masing.
Berikut sejarah atau cerita asal-usul Mina dan Muzdalifah yang dikutip dalam buku Sejarah Haji & Manasik karya Halimi Zuhdy:
Mina
Mina adalah tempat yang disinggahi oleh jamaah haji tanggal 8 Dzulhijjahsebelum ke Arafah,dan mereka yang berada di Mina tanggal 8 sampai tanggal 9 pagi kemudian mereka menuju Arafah. Dan kembali dari wukuf di Arafah dan setelah mabid di Muzdalifah, dan mereka berada di sana hari Nahr,Tasriq dan malamnya sampai selesai melempar jamrah.
Mina itu terketak jamrah-jamrah yang dilontari dan di tempat itu nabi dahulu menginap di malam 9,11,12, dan 13 Dzulhijjah. Ditemapt itu pula dilakukan penyembelihan Hadyu,disitu pula ada masjid besar yang bernama masjid khoif.
Dinamakan Mina karena banyakanya darah yangt ditumpahkan di dalamnya, atau ada riwayat,bahwa setelah Jibril ingin meninggalkan Adam ia berkata " Tamanna" (bercita-citalah,mengharaplah),ia menjawab "atamanna al-Jannah" oleh sebab itu disebut Mina, Karena adanya harapan (umniyah) untuk masuk surga.
Advertisement
Muzdalifah
Muzdalifah adalah tempat antara Mina dan Arafah,yang di dalamnya jamaah haji melakukan mabit setelah wukuf di Arafah. Muzdalifah terletak antara Ma'zamai dan Muhassir (dari arah Mina).
Muzdalifah disebut juga dengan 'Jam'an' karena tempat ini pada masa juga disebut dengan Masy'aril Haram, karena dia masuk wilayah Tanah Haram. Sedangkan Arafah disebut sebagai Masy'aril Halal, karena dia termasuk Tanah Halal. Namun ulama berbeda pendapat dalam penamaan ini.
Â
(Desti Gusrina)