Liputan6.com, Arafah - Puncak haji telah tiba. Ditandai dengan pelaksanaan wukuf di Padang Arafah. Seluruh jemaah haji dari berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia berkumpul di Arafah.
Pantauan Liputan6.com, Sabtu (10/8/2019), jemaah asal Indonesia menempati tenda-tenda yang terpasang di 73 maktab. Satu maktab berisi sekitar 2.900 sampai 3.000 jemaah dari beragam kloter.
Baca Juga
Dalam tenda, para jemaah berdiam diri meski ada juga yang memilih duduk beralaskan karpet di luar. Untuk mengevaluasi segala perbuatan selama perjalanan hidup. Berzikir, berdoa, membaca quran hingga salat jadi kegiatan jemaah di Arafah.
Advertisement
Misran Lubis, 43 tahun, jemaah haji asal Medan Sumatera Utara mengaku memperbanyak bacaan talbiyah, zikir dan membaca Alquran selama di Arafah.
"Wukuf itu penghambaan mengakui dosa mulai akil balik baik dosa kecil dan besar bisa diingat dan seluruhnya dilaporkan ke Allah," jelas dia.
Wukuf di Arafah dinilai sebagai anugerah dan harus termanfaatkan dengan baik sebagai jalan memperoleh banyak amalan ibadah, baik bagi dirinya maupun jemaah haji lain.
Kemudian refleksi diri untuk kembali ke kesucian dan menerapkannya pada perilaku saat kembali ke masyarakat.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini
Menangis Haru
Sutrisno jemaah asal Solo menunjukkan keharuannya bisa berhaji ke Tanah Suci dan berwukuf di Arafah.
Dia tak menyangka dengan kondisi perekonomian keluarga yang biasa saja bisa menunaikan ibadah haji. "Tidak terbayangkan menangis terharu saya," ujar dia.
Dhea Faaghna, 25 tahun juga mengaku memanfaatkan wukuf di Arafah untuk memperbanyak amalan ibadah. Berdoa untuk kebaikan diri sendiri dan keluarga.
"Untuk di Tanah Air doakan kami yang di sini yang melaksanakan ibadah haji," jelas dia.
Dari penilaian ketiga jemaah, seluruh layanan pelaksanaan ibadah haji berjalan baik dan lancar. Mulai dari pemondokan, katering, dan fasilitas transportasi. Apalagi tahun ini tenda di Arafah dilengkapi pendingin udara.
Advertisement