Sukses

JKS-4 Jadi Kloter Pertama yang Pulang dengan Jalur Cepat ke Indonesia

Saat kedatangan jemaah haji, pemerintah Arab Saudi menerapkan program fast track.

Liputan6.com, Makkah - Pemerintah Arab Saudi melakukan uji coba fast track atau jalur cepat untuk proses pemulangan jemaah haji, termasuk dari Indonesia.

"Pada tahun ini Arab Saudi melakukan uji coba fast track untuk proses pemulangan jemaah haji sebagaimana yang mereka lakukan untuk proses kedatangan," ujar Kepala Daerah Kerja Makkah Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (Kadaker PPIH) 2019 Subhan Cholid, seperti dikutip dari Antara, Kamis (15/8/2019).

Ia mengatakan, saat kedatangan jemaah haji, pemerintah Arab Saudi menerapkan program fast track untuk proses Imigrasi yang dipercepat karena seluruh prosesnya dilakukan di Tanah Air.

Dengan begitu, kata Subhan, saat jemaah haji tiba di Jeddah atau di Madinah, mereka tidak perlu lagi menjalani proses pemeriksaan Imigrasi.

"Ini terbukti mempercepat waktu tunggu dan waktu antrean jemaah. Mengurangi lelah jamaah. Nah, pada haji tahun ini Arab Saudi melakukan uji coba hal serupa, tapi untuk proses pemulangan. Mereka sebut iyab," papar Subhan.

Hal tersebut, kata dia, akan dilakukan oleh pemerintah Arab Saudi untuk kepulangan pertama jemaah haji Indonesia.

"Dimulai dari JKS 4 sampai dengan 28 Agustus 2019 atau sekitar 11 hari," ucap Subhan.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Barang Bawaan Juga Proses Iyab

Menurut Subhan, dalam penerapannya, tidak hanya pada personal jemaahnya yang akan melalui proses iyab, tetapi juga pada bagasi atau barang bawaannya.

"Praktiknya seperti apa masih akan terus didalami dan dikoordinasikan dengan penerbangan. Apakah nanti pengambilan sidik jari atau imigrasi di Makkah, atau tetap di bandara, atau bahkan menggunakan bandara ketika saat kedatangan sudah entri," papar Subhan.

Subhan mengakui sampai saat ini belum ada sosialisasi resmi terkait fast track kepulangan jemaah haji kloter pertama Indonesia.

Pihaknya berharap, program iyab akan efektif bagi jemaah haji Indonesia dalam mengurangi kejadian keterlambatan panjang saat pemulangan. Terlebih, kapasitas bandara di Arab Saudi yang meskipun besar sudah sangat padat.

"Saudi menerbangkan 200 flight per hari. Antrean runway dan lainnya perlu kecermatan dan ketepatan waktu. Kemudian proses loading mulai dari imigrasi sampai sweeping butuh waktu lama. Itu sudah dibantu city check in sejak dua hari di hotel," pungkas Subhan.