Liputan6.com, Jeddah - Penyelenggaraan ibadah haji tahun ini dinilai sudah berjalan baik, secara sarana dan prasarana.
Hal yang perlu menjadi perhatian hanya terkait dengan kesiapan jemaah terkait pemahaman ibadah haji. Mulai dari pengertian dari setiap rangkaian ibadah haji maupun dalam pelaksanaan di Tanah Suci.
Advertisement
Baca Juga
Ini diungkapkan anggota delegasi Amirul Hajj Hamid Balfas, dari Al Irsyad, di Jeddah, Minggu (18/8/2019). "Saya menilai secara pribadi jika pelaksanaan ibadah haji berjalan bagus dalam pengertian fisik misalnya makanan minuman," ujar dia.
Hal yang menjadi sorotan baginya berkaitan dengan pemahaman ibadah haji dari jemaah. Mulai dari pengertian tiap tahapan seperti sai, thawaf, wukuf dan lainnya. Kemudian pelaksanaan tata cara rangkaian ibadah haji tersebut.
Jemaah haji yang diketahui telah mendaftarkan diri ataupun yang mendapatkan kepastian keberangkatan benar-benar memanfaatkan masa tunggunya untuk mempelajari berbagai hal perihal ibadah haji,
"Tatar manasik secara bagus terus menerus. Minimal prinsip-prinsip dasar dia melakukan ibadah haji dengan baik dan benar sudah tahu," tegas Hamid.
Menurut dia, jika jemaah haji telah jauh-jauh hari memahami proses ibadah haji maka bisa mempunyai kemampuan menaikkan ibadah hajinya dengan sangat baik.
Dukungan pemerintah pun diharapkan dalam memberikan pemahaman kepada jemaah haji tentang rangkaian ibadah haji dengan baik dan benar.
"Jadi harus ditatar secara baik supaya pada saat dia melaksanakan ibadah haji itu menjadi baik dan benar," lanjutnya.
Khusus sarana dan prasarana sejauh ini, Hamid menilai sudah sangat baik. Berbeda dibandingkan dahulu saat dirinya melaksanakan ibadah haji ke Tanah Suci, beberapa tahun lalu.
Sistem Zonasi Mudahkan Jemaah Haji Berinteraksi
Sistem penempatan jemaah haji secara zonasi dinilai berdampak positif. Mulai dari interaksi antar jemaah hingga masalah keamanan.
Demikian diungkapkan Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin, di Makkah, seperti dikutip Minggu (18/8/2019).
Dia mengaku telah mendapatkan masukan positif berkaitan dengan sistem zonasi jemaah haji Indonesia.
Hal positif bagi jemaah haji antara lain berkaitan dengan interaksi antar jemaah haji.
"Positif di kalangan jemaah haji karena memudahkan mereka untuk bisa saling berkomunikasi dengan sesama jemaah haji sedaerah, yang bahasa daerahnya sama," ujar dia.
Hal ini juga dinilai menimbulkan rasa aman karena jemaah bisa tinggal atau berada pada lingkungan satu daerah.
Hal positif lain, memudahkan petugas haji dalam pelaksanaan kewajiban dan tugas. "Karena ada kesamaan asal daerah, bahasa daerah dan lain sebagainya," tambah Menag.
Tonton Video Ini:
Advertisement