Sukses

Cegah Virus Penyakit, Jemaah Haji Lewati Rangkaian Tes Kesehatan di Tanah Air

Pada saat di Tanah Suci, jemaah haji banyak bertemu dengan orang.

Liputan6.com, Surabaya - Usai melaksanakan rangkaian ibadah haji, jemaah harus melewati dua kali pemeriksaan kesehatan melalui Thermal Body Scanner di Tanah Air.

Hal itu dikarenakan pada saat di Tanah Suci, jemaah haji banyak bertemu dengan orang. Sehingga, hal ini untuk mengantisipasi terteular virus penyakit.

Dilansir Antara, Selasa (20/8/2019), Kepala Bidang Kesehatan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Debarkasi Surabaya Muhammad Budi Hidayat mengatakan, pihaknya memasang alat untuk mengukur suhu badan.

Alat itu, kata dia, terpasang di pintu keluar bandara kedatangan Juanda, Surabaya, Jawa Timur dan pintu masuk ruangan Asrama Haji Debarkasi.

"Batas maksimal suhu badan yang terbilang normal adalah 37,5 derajat Celsius," ujar Budi.

Ia menambahkan, pemeriksaan kesehatan yang dilakukan melalui alat itu untuk mencegah virus.

"Kami mengantisipasi tertularnya virus penyakit MERS COV, serta yang sudah selalu diwaspadai adalah meningitis," ucap Budi.

Tidak hanya itu, pihaknya juga mewaspadai tertularnya penyakit Ebola yang sampai sekarang masih merebak di negara-negara Benua Afrika.

"Ini karena banyak jamaah dari negara-negara asal benua Afrika yang menunaikan ibadah haji di Tanah Suci," kata Budi. 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Tetap Pantau Kesehatan Jemaah Haji 

Menurut Budi, setibanya di rumah masing-masing, kesehatan jemaah haji masih terus dipantau selama 21 hari atau tiga pekan ke depan.

Dia mengimbau, jika jemaah haji mengalami demam, maka dianjurkan segera berobat ke Puskesmas terdekat dengan membawa buku kesehatan haji.

"Dengan begitu petugas Puskesmas mengetahui bahwa pasien baru saja pulang dari Tanah Suci sehingga bisa segera mengantisipasi seandainya terjangkit virus," tegas Budi.

Sementara itu, PPIH Surabaya memulai proses debarkasi hari ini, yang diawali dengan kedatangan kloter 1, 2 dan 3.

Selanjutnya akan tiba secara bergelombang setiap hari tiga kloter, dengan masing-masing kloter terdiri dari rombongan yang berjumlah 450 orang, hingga terakhir kloter 85 dijadwalkan tiba pada 15 September 2019 mendatang.

 

(Desti Gusrina)