Sukses

19.841 Jemaah Haji Tiba di Tanah Air

Jemaah haji kembali ke Tanah Air melalui Bandara King Abdulaziz, Jeddah.

Liputan6.com, Jeddah - Sebanyak 25.316 jemaah haji telah dipulangkan dari Arab Saudi ke Indonesia dari 62 kelompok terbang (kloter).  Dari jumlah tersebut, sebanyak 19.841 orang telah tiba di Indonesia, melalui 48 kloter.

Jemaah haji yang pulang masuk dalam gelombang pertama kedatangan. Mereka kembali ke Tanah Air melalui Bandara King Abdulaziz, Jeddah.

Demikian mengutip data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kementerian Agama (Kemenag), Rabu (21/8/2019).

Hingga hari kelima kepulangan, sebanyak 273 jemaah haji telah menghembuskan nafas terakhirnya di Arab Saudi.

Jemaah yang wafat sejak kedatangan maupun saat kepulangan. Yang meninggal dunia berasal dari kelompok haji reguler dan khusus.

Tahun ini, Indonesia kebagian kuota jemaah haji reguler dan khusus sebanyak 231 ribu. Dengan rincian, jemaah haji reguler 214 ribu dan khusus 17.000.

Namun untuk realisasinya, jemaah haji reguler yang tiba sebanyak 212.732.  Sementara haji khusus 16.881 orang.

 

2 dari 2 halaman

Turki Ingin Belajar Penyelenggaraan Haji dari Indonesia

Pemerintah Turki menilai sebagai negara pengirim jemaah haji terbesar di dunia, Indonesia berhasil menyelenggarakan seluruh prosesi haji dengan tertib dan teratur. Jemaah haji Indonesia pun dikenal patuh.

Apresiasi ini diungkapkan Direktur Jenderal Haji dan Umrah Turki Remzi Bircan saat menggunjungi Misi Haji Indonesia, di Kantor Urusan Haji Indonesia, di Makkah. “Sehingga, kami ingin sekali belajar bagaimana mengelola haji seperti Indonesia,” ujar Remzi.

Hadir dalam pertemuan tersebut Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah Nizar Ali, Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Endang Jumali, para Pengendali Teknis PPIH, serta Kepala Daerah Kerja Makkah Subhan Cholid.

Saat ini menurut Remzi, Indonesia memiliki kuota tiga kali lipat lebih besar dari Turki. “Turki memiliki kuota sebanyak 80 ribu jemaah. Itu terdiri dari 30 ribu jemaah haji khusus dan 50 ribu jemaah haji reguler,” imbuhnya.

Namun, lanjut Remzi, dengan jumlah jemaah yang besar ini Indonesia dinilai dapat mengorganisasi dengan baik.

Padahal bagi Turki, melakukan pergerakan dari Makkah ke Arafah, kemudian dari Arafah ke Mina dengan membawa 80 ribu jemaah saja sudah merupakan kesulitan tersendiri.

Maka dalam kesempatan pertemuan tersebut, Remzi bermaksud membangun silaturahmi untuk kemudian dapat berbagi ilmu dan pengalaman dengan Indonesia.

“Pembicaraan ini kami harap dapat kita dilanjutkan di Jakarta, Indonesia atau pun di Ankara, Turki,” ujar Remzi.

Sementara Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Nizar Ali menyampaikan terimakasih atas apresiasi yang diberikan. “Alhamdulillah, kita diberikan kehormatan oleh Turki untuk bertukar informasi,” kata Nizar.

“Kita dipandang sebagai pengelola ibadah haji yang rumit, karena dari sisi jumlah jemaah haji yang datang ke sini terbesar di dunia. Lalu kita juga dikenal jemaah haji yang paling tertib, paling penurut, sehingga ini mereka butuh belajar dari kita,” imbuhnya.

 

Video Terkini