Sukses

Kepadatan Jemaah Haji di Masjidil Haram Mulai Berkurang

Meski jemaah haji berkurang, petugas haji tetap bersiaga di pos-pos yang dianggap sebagai titik krusial di Masjidil Haram.

Liputan6.com, Jeddah - Kepadatan jemaah haji di kawasan Masjidil Haram, Kota Makkah mulai berkurang usai berakhirnya pelaksanaan musim haji. Khusus jemaah haji Indonesia sudah mulai kembali ke Tanah Air sejak 17 Agustus 2019.

Sekretaris Tim Pertolongan Pertama Pada Jamaah Haji (P3JH) Pradipta Suarsyaf, di Masjidil Haram, mengatakan meskipun sudah tidak sepadat pekan lalu, namun pihaknya tetap bersiaga di pos-pos yang dianggap sebagai titik krusial di Masjidil Haram.

Bukan hanya di Masjidil Haram, P3JH juga masih menyediakan pos layanan jamaah di Masjid Nabawi di Madinah, Arab Saudi.

“P3JH akan tetap mengawal jamaah di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, meskipun saat ini sudah tidak sepadat saat menjelang musim Armuzna (Arafah-Muzdalifah-Mina),” katanya.

Dia menuturkan saat ini kasus-kasus gangguan kesehatan anggota jamaah baik di Masjidil Haram maupun di Masjid Nabawi sudah jauh menurun.Kendati begitu, P3JH, tidak mengurangi jumlah pos yang beroperasi pada dua masjid yang banyak didatangi jamaah.

Kondisi di Masjidil Haram, saat ini tidak sepadat sepekan lalu demikian pula pengamanan dari para petugas keamanan (askar) Arab Saudi juga tidak seketat beberapa waktu sebelumnya.

Bahkan saat ini untuk masuk ke area dalam Masjidil Haram dari Pintu Marwah masih bisa diakses satu jam sebelum waktu shalat fardu tiba padahal sebelumnya beberapa jam sebelum waktu shalat sudah ditutup.

"Jumlah pos tetap saja. Kita tambah penguatan di masjid baru di perluasan Masjidil Haram yang belakang itu,” katanya. 

2 dari 2 halaman

Proses Haji 2019 Lancar, Penguatan Manasik Haji Jadi Catatan ke Depan

Prosesi puncak pelaksanaan ibadah haji di Arafah,Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) selesai dan berjalan dengan lancar. Jemaah haji pun sudah ada yang kembali ke Tanah Air.

Seiring selesainya pelaksanaan haji, Supervisor tim pemantau Inspektorat Jenderal, M.Thamrin mengungkapkan catatan agar memperkuat proses manasik haji.

Adapun pengawasan dan audit dilakukan dalam pelaksanaan akomodasi, transportasi dan katering sejak tahap persiapan atau pra keberangkatan jemaah, termasuk proses manasik haji.

Ia memandang, bahwa layanan katering, akomodasi, transportasi yang diperoleh jemaah haji Indonesia pada umumnya telah berjalan dengan baik. 

Namun dia memberikan masukan, agar kegiatan manasik haji perlu dimaksimalkan, baik itu dari segi silabus, dan kompetensi narasumber manasik yang memenuhi syarat.

Demikian juga dengan pemilihan ketua kloter, pembimbing ibadah, dan petugas kloter yang akan menentukan proses peribadatan jemaah haji.

"Ini yang perlu penguatan manajemen, penguatan pelaksanaan ibadah terutama manasik hajinya," ujarnya.

Terlebih tahun 2020 mendatang telah dicanangkan Menteri Agama sebagai tahun peningkatan kualitas manasik haji. (Desti Gusrina)

 

 

Video Terkini