Sukses

Kemenag akan Tambah Konsultan Ibadah Haji Perempuan

Tahun ini, ada 25 konsultan ibadah haji di Daerah Kerja Makkah dan hanya satu yang perempuan

Liputan6.com, Jeddah - Kementerian Agama (Kemenag) berencana menambah komposisi konsultan ibadah perempuan pada penyelenggaraan ibadah haji di masa mendatang. Proporsi konsultan ibadah haji perempuan akan disesuikan dengan kebutuhan di lapangan.

"Kuota jemaah haji Indonesia mencapai 231ribu, kebanyakan kaum ibu. Maka, perlu menambah konsultan ibadah perempuan," ujar Sekretaris Jenderal Kemenag M Nur Kholis Setiawan, kemarin.

Tahun ini, ada 25 konsultan ibadah haji di Daerah Kerja Makkah dan hanya satu yang perempuan.

Menurut dia, keberadaan konsultan perempuan penting. Sebab seringkali proses konsultasi tidak melulu dengan pendekatan teori fiqih semata. Banyak hal yang tidak terungkap jika proses konsultasi dengan kaum Adam, utamanya yang terkait dengan masalah kewanitaan.

"Ada perempuan yang perlu bimbingan untuk menbedakan darah haid dan penyakit atau istihadlah misalnya, ini akan lebih nyaman jika proses konsultasi dilakukan dengan konsultan perempuan. Jadi, sangat penting keberadaan konsultan ibadah dari perempuan," jelas dia.

Memperkuat konsultan ibadah, sesuai dengan program yang dicanangkan oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. Bahwa pada 2020, pemerintah berkomitmen untuk lebih meningkatkan kualitas fasilitasi layanan bimbingan ibadah untuk jemaah.

"Saya kira layanan pendukung, baik akomodasi, transportasi, katering maupun perlindungan dan kesehatan sudah sangat memadai. Ke depan, kualitas ibadah akan lebih difokuskan," tandasnya.

 

2 dari 2 halaman

Komposisi Jemaah Haji

Selain konsultan ibadah haji perempuan, lanjut M Nur Kholis, keberadaan petugas pembimbing ibadah lansia juga akan jadi perhatian untuk perbaikan ke depan.

Berdasarkan data Sistem Infornasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat), komposisi sekitar 214.000 ribu jemaah haji Indonesia yang reguler, terdiri dari 56 persen jemaah perempuan, dan 44 persen jemaah laki-laki.

"Dari jumlah itu, sebanyak 73.500 berusia 51-60 tahun. Bahkan, 62.800 ribu usianya di atas 61 tahun," tutur dia.

Dari sisi pendidikan, sebanyak 70.200 ribu hanya lulus SD. Sementara sebanyak 24.900 lulusan SMP. Jumlah jemaah yang lulus SLTA sebanyak 51.500.

Kemudian lulusan diploma sebanyak 12.300, sarjana sebanyak 45.200, pascasarjana (S2) sebanyak 700. Serta 4000 merupakan lulusan S3. Ada 1.200 yang tidak masuk semua kategori.

"98,6 persen jemaah tahun ini belum berhaji, dan hanya 1,4 persen yang sudah berhaji," tandasnya.