Liputan6.com, Jeddah - Jumlah jemaah haji yang menghembuskan nafas terakhir di Arab Saudi tahun ini meningkat dibandingkan pada 2018. Tercatat hingga hari ini, jemaah yang wafat sebanyak 360 orang.
Kepala Seksi Kesehatan Daerah Kerja Madinah Edi Supriyatna, memastikan jika pihaknya berupaya menekan angka kematinan jemaah haji. "Itu harus kita tekan ini, kita harus melakukan satu upaya untuk menekan ini dan mencegah agar tidak terjadi lagi," kata dia, seperti dikutip Rabu (28/8/2019).Â
Baca Juga
Menurut dia, demi menekan angka kematian jemaah haji petugas haji terus menggalakkan sosialisasi kesehatan bagi para jemaah walau puncak haji armuzna (Arafah, Muzdalifah, Mina) telah usai.
Advertisement
Jemaah haii yang meninggal dunia, sebagian besar telah berusia lanjut. Penyakit pertama penyebab kematian pada jemaah haji, adalah serangan jantung, kedua masalah pernafasan, dan ketiga adalah sirkulasi darah atau stroke.
Ketiga penyakit ini dipicu oleh kelelahan dan dehidrasi akibat aktivitas ibadah di tengah cuaca panas ekstrem di Arab Saudi yang berkisar antara 40-50 derajat Celcius.
Para petugas haji, dari tim kesehatan telah melakukan upaya maksimal untuk mencegah meningkatnya angka kematian tersebut.
Pemerintah memiliki Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di Makkah dan Madinah, dengan peralatan dan obat-obatan lengkap yang disediakan untuk jemaah haji 2019 sebanyak 54 ton.
Â
Dirujuk
Jemaah mendapatkan pertolongan darurat dan perawatan di KKHI.
Namun, jika penyakit dinilai memburuk, jemaah akan dirujuk ke Rumah Sakit Arab Saudi untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. Seluruh perawatan terhadap jemaah haji diberikan secara gratis di KKHI maupun di RS Arab Saudi.
Edi menambahkan, sosialisasi untuk terus menjaga kesehatan bagi jemaah haji gelombang dua yang berada di Madinah terus dilakukan.
Saat ini jemaah haji gelombang kedua berada di Madinah untuk melaksanakan Arbain (solat 40 waktu) di Masjid Nabawi.
Jemaah haji, lanjut Edi, banyak yang masih kelelahan seusai puncak Armuzdna. Karena itulah, dia kembali mengimbau agar jemaah haji tidak memaksakan ibadahnya dan terus melindungi diri dengan masker atau payung.
"Itu yang terus kami edukasi agar jemaah yang sudah kelelahan dibatasi aktivitasnya,"jelas Edi. (OL-7)
"Terkadang jemaah tidak mengetahui faktor risiko di dalam dirinya," kata Edi.
Tonton Video Ini:
Advertisement