Liputan6.com, Jeddah - Keberadaan petugas haji Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) sangat vital. Mereka lah yang bertanggung jawab memberikan layanan bagi jemaah haji.
Salah satunya Sugandi, pria kelahiran Karawang 45 tahun lalu ini yang bertanggung jawab mengatur operasional terminal Syib Amir.
Advertisement
Nama terminal Syib Amir tentunya tak asing bagi jemaah haji Indonesia. Terminal ini menjadi salah satu persinggahan jemaah Indonesia bila ingin ke Masjidil Haram, di samping dua terminal lainnya, Bab Ali dan Ajyad.
Terminal Syib Amir merupakan terminal yang paling dipadati jemaah haji Indonesia. Maklum saja, dari sembilan rute bus shalawat yang ada enam rute berakhir di terminal Syib Amir.
Setiap hari, Sugandi mengatur pergerakan sekitar 250 hingga 300 armada bus shalawat yang ada di Syib Amir.
Terminal ini memang paling padat. Apalagi selepas waktu salat. Tapi sejauh ini, menurut Sugandi, semua dapat berjalan dengan baik.
“Apalagi paska armuzna, jemaah kita makin pintar dan paham bagaimana pelayanan bus shalawat, sekarang relatif lebih nyaman,” ujar Sugandi, kepada Media Center Haji (MCH).
Menurut Sugandi, sebelum masa puncak haji, jemaah seringkali terlihat berebut untuk menaiki bus shalawat yang akan mengantar mereka ke pemondokan.
“Kalau sekarang mah cakep jawaban jemaah. Misalnya, kalau kita kasih tahu, ‘ayo Bu Pak, kalau mau cepat naik bus ini saja’. Nah mereka sudah bisa jawab begini, ‘nanti saja Pak, yang ini penuh. Tunggu yg belakang saja’,” cerita Sugandi.
“Artinya saat ini jemaah sudah paham, bahwa Bus Shalawat ini tersedia selama 24 jam dan banyak. Jadi mereka gak takut kehabisan lagi. Sekarang jemaah lebih santai antre busnya di terminal ini,” ujar pria yang dikenal dengan julukan Abu Syib Amir ini sembari terkekeh.
Sugandi yang sudah dua tahun berturut-turut bertugas sebagai Kepala Pos Terminal Syib Amir ini bercerita bahwa julukan Abu Syib Amir yang dilekatkan padanya ini akibat peristiwa unik yang ia alami.
“Bukan hanya karena sudah dua tahun berturut-turut saya menjadi Kapos di sini. Tapi karena saya memang betul-betul Abu Syib Amir. Ayah dari Syib Amir,” ujarnya dengan tawa lepas.
Ya, Sugandi memang memberi nama anak lelakinya Muhammad Syib Amir.
“Jadi tahun lalu saat bertugas, saya sudah punya tiga anak perempuan. Saya kepingin punya anak laki-laki. Jadi waktu itu, setiap ada teman petugas mau ke Masjidil Haram, saya minta didoain agar punya anak laki-laki,” cerita ayah empat anak ini.
Tak dinyana harapannya ternyata dikabulkan Allah SWT. Kala sang putra lahir, Sugandi pun teringat ucapannya kepada rekan-rekan sesama petugas yang ia pinta doanya.
“Waktu itu teman-teman nanya, kalau kesampaian punya anak laki-laki mau dikasih nama siapa? Saya bilang, mau kasih nama Muhammad Syib Amir,” tuturnya.
Maka, saat sang putra lahir empat bulan yang lalu, ia pun langsung memberi nama Muhammad Syib Amir. “Saya juga sudah tanya arti namanya bagus. Jadi tetap saya nama kan itu," jelas dia,
"Untung saya tugasnya di terminal Syib Amir. Kalau tugas di Mahbas Jin, bisa berabe... masa anak saya dinamakan Mahbas Jin?,” sambung Sang Abu Syib Amir tergelak.