Liputan6.com, Makkah - Jemaah haji Indonesia yang wafat di Tanah Suci kembali bertambah. Dilaporkan, ada 36 jemaah yang meninggal sampai hari operasional ke-40 sejak keberangkatan pada 4 Juni 2022.
"Tahun ini, angka kematian pada 40 hari operasional, 36 jemaah," ujar Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Hilman Latief, Senin (11/7/2022).
Advertisement
Baca Juga
Dia menerangkan, delapan jemaah wafat pada fase pascawukuf di Arafah, terdiri atas dua jemaah wafat di KKHI Makkah, dan enam jemaah wafat di KKHI Mina.
"Jika disandingkan dengan angka kematian pada hari yang sama untuk lima tahun terakhir, saat ini adalah yang paling sedikit. Angka penurunannya sangat signifikan," terang Hilman.
Berdasarkan data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat), lanjut Hilman, pada hari ke-40 operasional haji tahun 2015 misalnya, ada 397 jemaah wafat.
Sementara pada 2016, ada 180 jemaah wafat. Tiga tahun berikutnya, angka kematian pada angka 327 pada 2017, 177 jemaah pada 2018, dan 169 jemaah pada 2019.
Sebelumnya, jemaah haji Indonesia yang wafat mencapai 35 orang hingga Minggu 10 Juli 2022. 7 orang di antaranya, wafat usai wukuf di Arafah.
Laporan dari Kementerian Agama (Kemenag) pada Minggu 10 Juli 2022 menyebutkan, satu jemaah wafat di 1 Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah, dan enam lainnya di KKHI Mina.
Tujuh jemaah yang wafat adalah Indra Saksti Lubis (9 Juli 2022/MES-4/KKHI Mina), Ngatminah Moenali Yusuf (9 Juli 2022/SUB-36/KKHI Mina). Romadhon Masrukin Mukharor (9 Juli 2022/SOC-7/KKHI Mina), Titik Andayani Suwadi (9 Juli 2022/SUB-36/KKHI Makkah), Karno Karto Sido (9 Juli 2022/SUB-6/KKHI Mina), Giri Sadmoko Dirdjopoespito (9 Juli 2022/JKS-21/KKHI Mina), dan Makhulah Samian Pirak (8 Juli 2022/SUB-4/KKHI Mina).
Â
Jemaah Dirawat
Kemudian, jemaah yang sedang dirawat 184 orang terdiri dari 171 jemaah dirawat di KKHI Makkah dan 13 di rumah sakit pemerintah Arab Saudi.
Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan Budi Sylvana meminta kepada ketua kloter hingga ketua rombongan untuk mengawal dan menjaga jemaahnya yang melaksanakan prosesi lempar jumrah di jumarat.
"Banyak jemaah tersasar sepanjang jalur jumarat. Selain kesasar, jemaah juga kelelahan dan dehidrasi," kata Budi di Mina, Sabtu 9 Juli 2022.
Dia mengatakan, jemaah yang kelelahan dan dehidrasi harus diantisipasi sehingga tidak makin banyak yang berjatuhan di sepanjang jamarat. Apalagi tahun ini tidak boleh ada kendaraan masuk jumarat dan tidak boleh ada kursi roda kosong yang masuk.
"Pertolongan cepat hanya bisa dilakukan tim mobile EMT yang bergerak bergelombang," kata Budi.
Â
Advertisement
Tambah Personel dan Gencarkan Edukasi ke Jemaah
Budi mengatakan, pihaknya menambah jumlah personel EMT untuk mengantisipasi banyaknya jemaah yang kelelahan.
"Kita tambah 20 orang yang bergerak masuk setengah jam ke terowongan untuk menyisir jemaah yang kelelahan," kata dia.
Dia pun mengingatkan ketua kloter dan rombongan untuk memberikan edukasi ke jemaah supaya lempar jumrahnya dibadalkan bila kondisi kesehatannya tidak memungkinkan untuk lempar jumrah sendiri. Terutama bagi mereka yang lansia dan memiliki komorbid.
"Komorbid bisa timbul penyakit, jalan kaki 7 kilo hari ini (dari tenda ke tempat lempar jumrah), 7 kilo besoknya, dan 7 kilo lagi di hari ketiga. Dibadalkan, haji tetap sah," kata dia.
Budi menegaskan, critical periode muncul di Arafah sampai hari ketiga lempar jumrah di Mina. Di mana banyak jemaah yang mengalami puncak kelelahan.