Liputan6.com, Jakarta Dampak buruk melewatkan sahur bisa dirasakan saat berpuasa. Makan sahur merupakan aktivitas yang disunahkan Rasulullah saat berpuasa. Sahur makan sahur penting untuk mengisi energi agar dapat menjalani puasa seharian.
Seringkali orang terlambat makan sahur dan melewatkannya. Meski puasa tetap sah tanpa makan sahur, ada sejumlah konsekuensi yang akan timbul. Dampak buruk melewatkan sahur ini bisa memengaruhi aktivitas selama berpuasa.
Advertisement
Baca Juga
Sahur merupakan pengganti sarapan selama puasa. Dengan makan sahur, tubuh memiliki cukup energi untuk beraktivitas serta menahan lapar dan haus. Dampak buruk melewatkan sahur bisa berupa masalah jangka pendek hingga panjang.
Dampak buruk melewatkan sahur juga bisa mengganggu aktivitas dan konsentrasi. Berikut 7 dampak buruk melewatkan sahur yang berhasil Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (23/4/2020).
Dehidrasi
Dampak buruk melewatkan sahur yang mudah terjadi adalah dehidrasi. Saat berpuasa, tubuh harus menahan haus seharian.
Sahur penting untuk menyimpan cairan dalam tubuh, sehingga tidak mudah haus selama berpuasa. Melewatkan sahur bisa membuat tubuh kekurangan cairan saat berpuasa. Ini bisa memicu dehirasi yang mengacaukan metabolisme tubuh.
Sekitar tiga perempat tubuh manusia terdiri dari air. Dehidrasi bisa menyebabkan lemas, pusing, dan kekurangan energi. Gejala pertama dehidrasi meliputi rasa haus, urin yang lebih gelap, dan penurunan produksi urin.
Advertisement
Malnutrisi
Melewatkan sahur bisa menyebabkan malnutrisi atau kekurangan gizi. Setiap harinya tubuh membutuhkan protein, vitamin, dan mineral lainnya untuk dapat bekerja dengan baik. Tanpa makan sahur, tubuh akan kekurangan nutrisi yang dibutuhkannya.
Seseorang yang mengalami malnutrisi bisa kekurangan vitamin, mineral, dan zat-zat penting lainnya yang dibutuhkan tubuh untuk berfungsi. Malnutrisi bisa menyebabkan ketidakmampuan untuk berkonsentrasi, depresi, kehilangan lemak, massa otot, dan jaringan tubuh.
Masalah pada lambung
Melewatkan sahur bisa berdampak buruk pada pencernaan, khususnya lambung. Masalah ini bisa bertambah buruk bagi orang yang memiliki penyakit lambung seperti GERD atau tukak lambung.
Saat melewatkan sahur, tubuh bisa mengalami peningkatan keasaman. Tubuh akan melepaskan asam di perut untuk pencernaan ketika merasa lapar dan membutuhkan bahan bakar. Jika asam di lambung ini tidak memroses makanan dengan segera, ia bisa naik ke atas perut, kerongkongan, hingga jantung.
Advertisement
Pusing dan migrain
Makan sahur bisa membantu meyeimbangkan kadar gula darah dan tekanan darah. Penurunan keduanya bisa berkontribusi pada timbulnya pusing dan migrain. Risiko ini sangat tinggi terjadi karena sahur adalah makanan pertama sebelum menjalani puasa lebih dari 12 jam.
Melewatkan sahur akan memicu penurunan besar kadar gula darah. Kadar gula darah yang rendah atau hipoglikemia dapat menyebabkan serangkaian gejala seperti pusing dan migrain.
Risiko Kenaikan berat badan
Makan sahur merupakan cara yang baik untuk mengisi hari dengan nutrisi dan menjaga kadar gula darah stabil. Ketika melewatkan sahur, tubuh bisa merasa sangat lapar. Akibatnya saat berbuka, seseorang bisa makan dalam jumlah besar.
Semakin tinggi tingkat kelaparan, semakin banyak jumlah asupan makanan yang dibutuhkan. Makanan yang dikonsumsi juga biasanya merupakan makanan manis dan berkalori tinggi. Semua ini bisa menyebabkan kenaikan berat badan yang tidak diinginkan.
Advertisement
Ganggu fungsi kognitif
Tanpa makan sahur berarti tidak ada energi untuk tubuh dan tidak ada nutrisi yang masuk ke otak sejak makan malam sebelumnya. Padahal organ tubuh membutuhkan energi untuk dapat berfungsi dengan baik.
Penurunan gula darah dari keadaan puasa yang lama dapat memengaruhi fungsi kognitif. Saat melewatkan sahur, fokus otak bisa berkurang dan dapat mengganggu kosentrasi. Saat gula darah turun, kadar kortisol juga bisa meningkat dan menyebabkan stres berlebihan.
Ganggu aktivitas
Rasa lapar, haus, dan lelah yang diakibatkan melewatkan makan sahur bisa berdampak pada aktivitas sehari-hari. Kurangnya energi dapat menganggu produktivitas. Ketika tak makan sahur tubuh bisa menjadi lebih lemas dan enggan untuk bergerak.
Semua ini bisa menghambat aktivitas. Ibadah pun bisa terganggu karena tubuh lemas atau malas untuk bergerak.
Advertisement
Anjuran untuk makan sahur
Dilansir dari NU Online, Rasulullah SAW menganjurkan mereka yang akan berpuasa pada siang hari untuk menyantap hidangan di waktu sahur. Rasulullah SAW mengatakan bahwa santapan hidangan sahur itu penuh berkah sebagai keterangan hadits berikut ini:
“Dari Abu Sa’id Al-Khudri RA, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, ‘Sahur sepenuhnya mengandung berkah. Maka itu, jangan kalian meninggalkannya meskipun kalian hanya meminum seteguk air karena Allah dan malaikat bershalawat untuk mereka yang bersahur,’” (HR Ahmad).
Anjuran makan sahur ini begitu kuat. Oleh karena itu, kesempatan makan di waktu sahur sedapat mungkin tidak dilewatkan. Bahkan Rasulullah SAW menganjurkan sahur meski hanya dengan seteguk air.
“Dari Abdullah bin Umar RA, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, ‘
’ Hendaklah kalian bersahur meskipun hanya seteguk air,” (HR Ibnu Hibban).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga pernah bersabda:
“Bersantap sahurlah kalian, karena dalam sahur itu ada keberkahan,” (HR al-Bukhari).
Aktivitas sahur dapat berupa menyantap sesuatu walaupun hanya seteguk air. Waktu sahur yang disunnakan adalah selepas tengah malam. Utamanya, ia diakhirkan selama tidak sampai masuk waktu yang diragukan: apakah masih malam atau sudah terbit fajar.