Sukses

5 Penyebab Diare saat Puasa dan Cara Mengatasinya

Penyebab diare saat puasa dan cara mengatasinya bisa dilakukan dengan memperhatikan konsumsi makanan.

Liputan6.com, Jakarta Penyebab diare saat puasa perlu dikenali agar kamu bisa menjalankan ibadah dengan lancar. Salah satu masalah kesehatan yang bisa terjadi ketika mengalami diare saat puasa adalah badan lemas. Selain itu kamu juga rentan dehidrasi akibat diare.

Diare adalah peningkatan jumlah buang air besar (tiga kali atau lebih) atau penurunan konsistensi dari tinja (menjadi lunak atau cair) dalam waktu 24 jam. Bila tak segera diatasi dan terus terulang, kondisi ini akan sangat berbahaya bagi tubuh.

Penyebab diare saat puasa dan cara mengatasinya bisa dilakukan dengan memperhatikan konsumsi makanan. Diare biasanya terjadi karena salah makan saat sahur atau berbuka.  Makanan yang terlalu pedas atau makan terlalu banyak saat berbuka dan sahur dapat menjadi pemicu diare.

Berikut Liputan6.com rangkum tentang penyebab diare saat puasa dan cara mengatasinya dari berbagai sumber, Kamis (23/4/2020).

2 dari 5 halaman

Penyebab Diare saat Puasa

Konsumsi Makanan Tertentu 

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, salah satu penyebab diare saat puasa adalah mengonsumsi makanan tertentu. Hal ini merupakan penyebab paling umum dari diare yang dialami kebanyakan orang.

Makanan yang kamu makan saat berbuka dan sahur bisa menjadi faktor penyebab kamu mengalami diare. Selama diare, sebisa mungkin hindari makanan berlemak (gorengan atau bersantan), makanan pedas, atau yang berbumbu tajam.

Infeksi pada Saluran Pencernaan

Selain itu, penyebab diare saat puasa selanjutnya adalah infeksi pada saluran pencernaan. Kebersihan makanan menjadi salah satu faktor utama yang perlu diperhatikan untuk menjaga kondisi tubuh agar tetap prima selama Bulan Ramadan.

Infeksi pada saluran pencernaan mungkin terjadi ketika makanan yang kamu santap tidak higienis, sehingga infeksi bisa berasal dari bakteri yang kamu makan.

Stres

Stres atau terlalu banyak pikiran juga bisa menjadi penyebab diare saat puasa. Tak dimungkiri bahwa stres memang bisa memengaruhi kesehatan secara keseluruhan, salah satunya menyebabkan diare.

Di bulan puasa ini, fokuslah untuk beribadah dan menenangkan diri agar kamu tidak mengalami stres yang dapat memicu munculnya diare.

3 dari 5 halaman

Penyebab Diare saat Puasa Lainnya

Perubahan Hormon

Perubahan hormon dapat menjadi penyebab diare saat puasa, walaupun tidak semua orang yang sedang mengalami perubahan hormon akan mengalami diare. Akan tetapi, hal ini memang cukup memengaruhi. Biasanya, hal ini terjadi pada orang yang sedang mengalami haid.

Konsumsi Pemanis Buatan

Salah satu penyebab diare saat puasa yang mungkin cukup sering terjadi adalah konsumsi makanan manis. Puasa memang identik dengan takjil yang manis, tapi kamu harus hati-hat karena belum tentu pemanis yang digunakan alami dan sehat.

Sorbitol dan mannitol, pemanis buatan yang terdapat di permen karet atau produk bebas gula lainnya dapat menyebabkan diare pada orang sehat. Jadi, lebih bijaklah dalam memilih makanan manis.

4 dari 5 halaman

Cara Mengatasi Diare saat Puasa

Hindari Makanan Berminyak dan Berlemak

Setelah mengenali penyebab diare saat puasa, kamu tentunya sudah bisa mengambil tindakan untuk mengatasinya. Kamu harus benar-benar memilih makanan yang aman untuk berbuka dan sahur jika tidak ingin mengalami diare lagi.

Makanan tinggi lemak dapat memperparah diare dan sakit perut, jadi sebisa mungkin, hindari makanan ini untuk menjadi santapan buka puasa atau menu sahur. Batasi konsumsi lemak kurang dari 15 gram per hari

Selain itu, jika diare yang kamu alami belum sembuh 100%, hindari daging merah, mentega, margarin, produk susu, makanan yang digoreng, makanan cepat saji, makanan kemasan siap makan, dan makanan olahan.

Penuhi Asupan Cairan saat Sahur dan Berbuka

Salah satu cara mengatasi diare saat puasa yang paling ampuh tentunya adalah dengan memenuhi asupan cairan tubuh. Diare memang menyebabkan kamu kekurangan cairan, apalagi saat puasa kamu harus menahan untuk minum dalam waktu lebih dari 12 jam. Hal ini tentu akan memperburuk kondisi tubuh.

Untuk mengatasinya, usahakan pada saat sahur banyak mengonsumsi cairan seperti air putih. Air putih dapat mencegah seseorang mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh yang bisa menyebabkan lemas dan sakit.

Penggunaan oralit sangat dianjurkan jika seseorang memiliki risiko dehidrasi. Oralit terdiri dari campuran air dengan gula dan garam, dan berfungsi untuk menggantikan karbohidrat, elektrolit/ion, dan mineral penting lainnya yang hilang dalam tubuh agar tidak terjadi dehidrasi.

5 dari 5 halaman

Cara Mengatasi Diare saat Puasa

Konsumsi Yoghurt setelah Berbuka

Kamu juga bisa mengonsumsi yoghurt setelah berbuka untuk mengatai masalah diare. Mengonsumsi yoghurt secara teratur dapat meningkatkan imunitas, terutama yang berhubungan dengan pencernaan. Sebuah studi menunjukkan, yoghurt dapat mengatasi masalah infeksi pencernaan.

Bakteri probiotik yang terkandung di dalam yogurt dapat melawan bakteri jahat pada sistem pencernaan dan membantu ‘perjalanan’ makanan di saluran cerna. Yogurt sebaiknya dikonsumsi pada malam hari sebelum tidur.

Pilih yoghurt yang tidak mengandung pemanis buatan, karena yang mengandung pemanis buatan justru akan memperparah diare. Namun, jika kamu sering diare atau diare lebih parah ketika minum susu atau makan produk olahan susu, bisa jadi kamu mengalami intoleransi laktosa.

Mengonsumsi Obat Diare

Cara mengatasi diare saat puasa berikutnya tentu adalah dengan mengonsumsi obat antidiare. Obat antidiare mampu mengurangi gejala, serta mempersingkat lamanya diare sebanyak satu hari.

Obat antidiare yang paling sering digunakan adalah loperamide. Obat ini terbukti efektif dan memilki efek samping yang sedikit. Loperamide mampu menjadikan kotoran lebih padat dan mengurangi frekuensi buang air besar.

Sejumlah obat antidiare bisa dibeli di apotek tanpa menggunakan resep dari dokter. Sebaiknya baca petunjuk pada kemasan agar tahu takaran dosis yang tepat dan tahu apakah obat tersebut cocok untukmu. Obat antidiare sebetulnya tidak diperlukan, kecuali kamu terdesak oleh aktivitas penting.