Liputan6.com, Jakarta Orang dengan kondisi kesehatan tertentu seperti hipertensi, boleh berpuasa Ramadan. Meski demikian, dietisien dari Instalasi Gizi RS Cipto Mangunkusumo Triyani Kresnawan mengatakan, puasa yang dijalani orang dengan hipertensi harus disesuaikan dengan kondisi.
"Orang yang hipertensi dan harus minum obat terus, obatnya bisa diatur pada saat buka dan sahur," kata Triyani beberapa waktu lalu di Jakarta.
Baca Juga
Sementara, agar tekanan darah tetap terkontrol, pasien hipertensi disarankan untuk mengurangi konsumsi garam saat makan sahur atau buka puasa. Untuk ukuran yang dianjurkan, Anda bisa menggunakan versi DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension).
Advertisement
"Kurang lebih yang dianjurkan DASH diet sekitar 5 gram NaCl untuk pasien hipertensi," kata Triyani menjelaskan. Angka ini bisa disamakan dengan ukuran rumah tangga yaitu satu sendok teh per hari.
Puasa Bantu Turunkan Tekanan Darah
Mengutip Cleveland Clinic, kardiolog Haitham Ahmed mengatakan bahwa ada banyak keuntungan dari puasa makanan untuk sementara. Salah satu dari banyak manfaatnya adalah membantu menurunkan tekanan darah, kolesterol, mengontrol diabetes, dan berat badan.
"Empat risiko utama penyakit jantung adalah tekanan darah tinggi, kolesterol, diabetes, dan berat badan, sehingga ada dampak sekunder," kata Ahmed.
"Jika kita mengurangi itu, kita bisa mengurangi risiko penyakit jantung," tambahnya.
Namun, beberapa orang tetap memiliki risiko dari berpuasa. Ahmed mengatakan, hal ini bisa menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit, jantung tidak stabil dan rentan aritmia.
Sehingga, Ahmed menyarankan orang untuk memeriksa tes darah. Terutama, untuk melihat diet yang tepat, suplementasi kalium, serta mencegah terjadinya ketidakseimbangan elektrolit.
Karena itu, kapanpun Anda memiliki masalah atau kondisi kesehatan tertentu, bicaralah dengan dokter terlebih dulu jika ingin melakukan puasa.
Advertisement