Liputan6.com, Abu Dhabi - Kegiatan memberi sedekah meningkat di Uni Emirat Arab (UEA) sepanjang Bulan Ramadan. Hal itu yang memicu tren lonjakan pengemis pada masa tersebut.
Kendati demikian, baru-baru ini seperti dilansir oleh Khaleejtimes, Senin (27/4/2020), kegiatan pemberian sedekah kepada pengemis bisa membuahkan sanksi. Upaya tersebut dilakukan agar para pengemis tak membludak.
Baca Juga
Mereka yang melihat orang memberi uang kepada para pengemis diminta melapor ke polisi.
Advertisement
"Orang-orang didesak untuk melaporkan aktivitas ilegal apa pun kepada polisi dengan menekan nomor 999," kata polisi Abu Dhabi.
Petugas mengatakan pengemis biasanya meningkat selama Ramadan karena mereka ingin mengeksploitasi kemurahan hati masyarakat.
"Mengemis adalah momok masyarakat yang mengurangi citra beradab dari masyarakat mana pun. Mereka memiliki potensi untuk penipuan dan keluar untuk menipu orang, dan menguangkan kemurahan hati mereka,' kata polisi setempat.
"Orang-orang mengambil keuntungan dari simpati orang selama bulan suci dengan mengarang cerita seperti kurangnya makanan, kebutuhan dasar dan biaya sekolah, karena kehilangan pekerjaan dan alasan lain karena situasi COVID-19 saat ini, untuk mendapatkan uang dari mereka," tambah mereka.
Siapa pun yang tertangkap mengemis akan ditangani dan dihukum, demikian peringatan dari polisi Abu Dhabi.
"Pemerintah telah menempatkan saluran resmi untuk amal, dan mereka yang terkena dampak COVID-19 harus mendaftar dengan lembaga-lembaga ini untuk memastikan sumbangan mencapai mereka."
Upaya telah diintensifkan oleh Polisi Abu Dhabi untuk mempromosikan kesadaran masyarakat tentang efek negatif dari mengemis selama bulan Ramadan, melalui situs jejaring sosial dan outlet media lainnya.
"Sebuah rencana keamanan terpadu telah diluncurkan di kantor polisi di Abu Dhabi untuk memastikan keselamatan dan keamanan publik dan mencegah perilaku buruk. Tim khusus telah dibentuk untuk melakukan inspeksi sebagai bagian dari tindakan keras polisi pada mengemis selama Ramadan," kata polisi.
Ramadan 2020 di Arab Saudi juga Terganggu Akibat COVID-19
Di Makkah, Arab Saudi, pintu Kakbah yang biasanya penuh dengan umat-umat Muslim untuk berdoa dari seluruh dunia, ditutup. Selain Kakbah, Masjid Nabawi juga ditutup sementara akibat pandemi Virus Corona baru.
Mufti Agung Saudi, Sheikh Abdul Aziz bin Abdulla Al-Sheikh juga telah mengatakan kepada orang-orang untuk melakukan salat di rumah saja selama pandemi Virus Corona baru, termasuk doa malam tarawih yang biasanya dilakukan orang-orang berkumpul di masjid.
Ali Mulla, sang muazin di Masjidil Haram di Makkah, pria yang bertanggung jawab melantunkan adzan, mengatakan kepada kantor berita Prancis AFP bahwa hatinya sangat sedih memikirkan hal itu.
"Kita biasa melihat masjid suci yang penuh sesak dengan orang-orang di siang hari, malam hari, sepanjang waktu ... Saya merasa sedih di dalam hati," katanya.
Reporter: Yohana Belinda
Advertisement