Liputan6.com, Jakarta - Seluruh umat Muslim di dunia saat ini sedang menjalankan ibadah puasa Ramadan. Di Indonesia, puasa Ramadan sudah mulai dilakukan sejak 24 April 2020 lalu.
Namun pada Ramadan kali ini suasananya berbeda. Hal tersebut lantaran kita sedang menghadapi pandemi virus Corona Covid-19.
Baca Juga
Dalam situasi seperti ini, beberapa kegiatan yang menjadi tradisi setiap Ramadan pun ditiadakan.
Advertisement
Misalnya saja salat tarawih berjemaah di masjid, buka puasa bersama, hingga pembayaran zakat yang biasanya dilakukan secara tatap muka langsung di masjid.
Pemerintah juga telah mengimbau masyarakat untuk melaksanakan ibadah Ramadan di rumah masing-masing dengan tujuan tidak ada kerumunan di masyarakat.
Meskipun ada banyak perbedaan selama situasi pandemi Corona Covid-19, ibadah Ramadan harus tetap dijalankan dengan baik tanpa mengabaikan imbauan kesehatan.
Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO pun telah menerbitkan panduan pelaksanaan ibadah Ramadan selama pandemi Corona Covid-19.
Berikut beberapa cara puasa Ramadan yang aman di tengah pandemi Corona Covid-19 sesuai dengan panduan dan rekomendasi WHO:
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Tetap Berpuasa
Seperti dalam keterangan tertulisnya, WHO kembali menegaskan, tidak ada penelitian terkait ibadah puasa dan risiko infeksi Corona Covid-19.
Bagi masyarakat yang sehat, mereka dapat menjalankan ibadah puasa seperti tahun-tahun sebelumnya.
Sementara bagi pasien yang menderita Corona Covid-19, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.
Hal ini menjadi cara puasa Ramadan aman yang penting untuk dilakukan, di mana, kondisi kesehatan menjadi pertimbangan utama saat hendak menjalankan ibadah puasa pada kondisi pandemi Corona Covid-19.
Â
Advertisement
Aktivitas Fisik
Cara puasa Ramadan selanjutnya adalah tetap menjalankan aktivitas fisik. Selama pandemi Corona Covid-19, aktivitas di luar rumah memang semakin dibatasi.
Masyarakat diimbau untuk tetap berada di rumah agar bisa menekan penyebaran Covid-19. Dalam hal ini, WHO menyarankan untuk tetap melakukan aktivitas fisik di dalam ruangan atau di rumah dengan memanfaatkan kelas daring.
Namun, apabila hendak melakukan aktivitas fisik di luar ruangan, diwajibkan untuk tetap menjaga jarak fisik dengan lingkungan sekitar.
Selain itu, kebersihan tangan juga harus terus dilakukan guna mencegah penyebaran virus Corona Covid-19 yang bisa terjadi kapan dan di mana saja.
Â
Konsumsi Makanan Sehat
Cara aman puasa Ramadan selanjutnya juga bisa dilakukan dengan menjaga asupan makanan dan nutrisi yang baik.
WHO menyarankan agar banyak mengkonsumsi makanan sehat dan bernutrisi tinggi selama berpuasa. Contohnya, konsumsi makanan yang segar dan unprocessed foods.
Selain itu, kebutuhan hidrasi tubuh juga perlu dicukupi dengan baik selama menjalankan ibadah puasa. Caranya, dengan banyak konsumsi air selama waktu berbuka hingga menjelang sahur.
Â
Advertisement
Hindari Kebiasaan Merokok
Cara aman puasa Ramadan selama pandemi Covid-19 selanjutnya adalah menghindari kebiasaan merokok atau penggunaan tembakau lainnya.
Dalam hal ini WHO kembali menegaskan, penggunaan rokok atau tembakau saat berpuasa bisa meningkatkan berbagai risiko penyakit, termasuk Covid-19.
"Perokok yang sering merokok mungkin memiliki telah memiliki penyakit paru-paru atau kapasitas paru-paru yang berkurang, sehingga sangat meningkatkan risiko penyakit serius dari COVID-19," seperti yang tertulis dalam edarannya.
Selain itu, kontaminasi bakteri dan virus yang dapat menempel pada rokok bisa dengan mudah masuk ke dalam tubuh ketika jari tangan dan batang rokok menyentuh bagian bibir.
Hal tersebut merupakan salah satu cara transmisi virus yang dapat masuk ke tubuh dan mengganggu sistem pernapasan.
Â
Jaga Kesehatan Mental
Cara puasa Ramadan yang aman selama pandemi Covid-19 juga kembali dikaitkan dengan kesehatan mental.
Dalam hal ini, WHO menegaskan bahwa walaupun ibadah Ramadan dilakukan dalam situasi yang berbeda, masyarakat masih dapat menjalankannya dengan baik.
Masyarakat masih dapat menjalankan sholat dan berdoa di rumah, serta bersedekah dan berbagi kepada sesama dengan tetap menjaga jarak fisik.
Kemudian, masyarakat masih dapat menjalin hubungan sosial atau silaturahim dengan memanfaatkan platform digital.
Di samping itu, disarankan pula untuk memberikan doa bagi orang-orang yang sakit, dengan memberikan harapan dan kenyamanan guna menjaga kesehatan masyarakat dengan baik.
Â
Advertisement
Imbauan Kekerasan dalam Rumah Tangga
Terakhir, masalah kekerasan dalam rumah tangga juga menjadi sorotan oleh WHO. Diketahui kasus kekerasan dalam rumah tangga sempat terjadi sejak diterapkan pembatasan kegiatan di luar rumah oleh berbagai negara.
Dalam hal ini, WHO mengimbau untuk tetap tanggap dalam situasi kekerasan terhadap perempuan, anak, dan orang termarjinalkan, yang rentan terjadi selama berkegiatan di rumah.
WHO juga menyarankan agar para pemimpin atau pemuka agama bisa secara aktif mengingatkan masyarakat tidak melakukan kekerasan dalam rumah tangga.
Selain itu, pemimpin agama bisa mengajak masyarakat untuk memberikan dukungan dan dorongan bagi korban untuk mencari bantuan.
Â
Reporter: Ayu Isti Prabandari
Sumber : Merdeka