Sukses

Ada Kebijakan PSBB, Inflasi Selama Ramadan Diprediksi Rendah

Penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dilakukan guna mencegah penyebaran virus corona (Covid-19).

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memperkirakan inflasi selama Ramadan akan lebih rendah ketimbang periode yang sama tahun-tahun sebelumnya.

Hal ini salah satunya karena adanya penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) guna mencegah penyebaran virus corona (Covid-19).

"Dan sesuai perkiraan kami, di bulan Ramadan ini inflasinya akan lebih rendah dari pola historisnya pada tahun-tahun sebelumnya, karena dengan adanya PSBB di sejumlah wilayah, tentu saja ini menurunkan juga tingkat permintaan,"ungkap Perry di Jakarta, seperti ditulis Jumat (30/4/2020).

Selain itu, lanjut dia, ini juga sejalan dengan komitmen Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk memastikan bahwa kebutuhan dan pasokan bahan-bahan pokok, terutama di bulan Ramadan, terpenuhi secara baik.

"Sehingga itu juga menjadi bagian terkendalinya inflasi," tandas dia.

2 dari 2 halaman

Bank Indonesia Perkirakan Inflasi April 2020 Turun ke 0,18 Persen

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo memperkirakan melalui bahwa inflasi April tetap rendah dan terkendali mencapai 0,18 persen (mtm) atau 2,78 persen (yoy).

"Berdasarkan survey pemantauan harga yang kami lakukan dari seluruh 46 kantor-kantor Bank Indonesia di seluuruh Indonesia, kami perkirakan bahwa inflasi di bulan April 2020 ini tercatat mencapai 0,18 persen (mtm) atau 2,78 persen (yoy)," kata Perry di Jakarta, Rabu (29/4/2020).

Sehingga, lanjut Perry, inflasi terkendali dan rendah, serta lebih rendah dari inflasi Maret yang mencapai 2,96 persen (yoy), dan Februari 2,98 persen (yoy).

Ke depan, Bank Indonesia terus konsisten menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, untuk mengendalikan inflasi tetap rendah dan stabil dalam sasarannya sebesar 3,0 persen ± 1 persen pada 2020.

Sementara itu, BI mencatat, pada bulan April ini ada beberapa komoditas yang mengalami inflasi seperti bawang merah 0,12 persen, emas perhiasan 0,09 persen, jeruk 0,5 persen, gula pasir 0,02 persen.

"Tapi juga ada komoditas yang kemudian menyumbang deflasi. Cabe merah, deflasinya 0,11 persen, daging ayam 0,08 persen," tambah Perry.