Sukses

Semangat Ramadan, Masjid di Jerman Bagikan Makanan bagi Warga Muslim dan Non-Muslim

Sebuah masjid di Wuppertal, Jerman bagikan makanan buka puasa setiap hari untuk warga Muslim maupun non-Muslim yang terdampak Corona

Liputan6.com, Jakarta Ramadan disebut sebagai bulan penuh berkah. Ini karena pada Ramadan, umat Muslim disarankan untuk memperbanyak amal saleh, salah satunya berbagi dengan sesama.

Sebuah masjid di bagian barat kota Wuppertal, Jerman, mengirim makanan pada lansia Muslim yang tak dapat berbuka puasa bersama keluarga karena Ramadan kali ini diiringi kondisi lockdown. Namun, tak hanya ditujukan bagi warga Muslim, makanan tersebut juga dibagikan pada warga non-Muslim yang kesulitan ekonomi sebagai dampak dari pandemi COVID-19.

Para relawan di masjid yang digerakkan oleh salah satu asosiasi masjid terbesar di Jerman, DITIB, menyediakan makanan bagi siapa pun yang memesan.

"Orang-orang tidak dapat pergi ke masjid (karena pandemi COVID-19), jadi ini sangat menyenangkan bahwa mereka mengirim makanan ke rumahku," ujar salah seorang warga, Nazmiye Odabasi. Ia menerima paket makanan yang dibungkus melalui jendela, melansir laman New York Post.

 

2 dari 2 halaman

Semula Berencana Bagikan 1.000 Makanan

Anggota DITIB Wuppertal, Mustafa Temizer mengatakan, semula masjid itu berencana menyediakan 1.000 makanan bagi warga kota yang berkekurangan dan mengandalkan bank makanan yang terpaksa tutup karena pandemi.

Namun, karena kini bank makanan telah kembali beroperasi dan Ramadan dimulai pada minggu lalu, masjid memutuskan untuk membagikan makanan yang pendanaannya didapat dari donasi baik bagi warga Muslim untuk berbuka maupun para warga non-Muslim yang membutuhkan. Kini, masjid tersebut membagikan sekitar 300 paket makanan setiap hari.

"Kami tak hanya melayani anggota komunitas kami saja, melainkan juga bekerja sama dengan kota Wuppertal," uajr Temizer.

"Kami memasukkan banyak orang yang membutuhkan dalam daftar kami, dan mengirimkan makanan pada mereka. Tentu saja mereka sangat mengapresiasi hal itu dan semakin banyak orang yang mendengar mengenai ini, semakin banyak yang mendaftar," jelasnya.

Tempat-tempat ibadah seperti masjid, gereja, dan sinagoga akan mulai diperkenankan untuk dibuka pada 4 Mei mendatang. Mereka harus mematuhi aturan kebersihan yang berlaku, termasuk membatasi jumlah jamaah hingga 50 orang saja.

Â