Sukses

Cerita Pilu Ramadan di Idlib, Buka Puasa di Sisa Puing Rumah yang Hancur

Berbuka puasa dengan layak di Idlib tampaknya menjadi suatu kemewahan bagi sekelompok masyarakat.

Liputan6.com, Idlib - Ketika senja mulai tiba di bangunan yang hancur di sekitar mereka, Tareq Abu Ziad dan keluarganya berbuka puasa.

Kota Ariha di Suriah utara tampak seperti tempat terjadinya gempa bumi yang dahsyat, terlihat dari banyaknya balok-balok dan batang-batang besi yang hancur.

Mengutip Channel News Asia, Rabu (6/5/2020), Abu Ziad harus membersihkan sejumlah puing-puing di atapnya guna meletakkan tiga kasur busa untuk diduduki istri dan anak-anaknya ketika mereka makan bersama.

"Sekarang keluarga saya dan saya berada di atas kehancuran," kata ayah tiga anak berusia 29 tahun itu. 

"Kami menghidupkan kembali ingatan yang sangat sulit dan menyakitkan. Saya berdoa agar Tuhan tidak membiarkan orang lain mengalami ini."

Keluarga Tareq Abu Ziad berbuka puasa di tengah reruntuhan rumah mereka yang hancur setelah serangan militer pasukan pemerintah dan sekutunya di Kota Ariha, Provinsi Idlib, Suriah, Senin (4/5/2020). Muslim Suriah melewati Ramadan tahun ini masih dalam kondisi perang. (AAREF WATAD/AFP)

Dia dan keluarganya melarikan diri dari Ariha akhir tahun lalu ketika pasukan pemerintah Suriah yang didukung oleh serangan udara Rusia melancarkan serangan terhadap kota itu, yang dikontrol pada saat itu oleh militan dan kelompok pemberontak.

Dalam beberapa minggu, sekitar satu juta warga sipil melarikan diri dari serangan di wilayah Idlib yang lebih luas, benteng terakhir oposisi terhadap pemerintah Presiden Bashar al-Assad setelah sembilan tahun perang.

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Ingin Berbuka di Rumahnya Dulu

Seluruh populasi Ariha menuju ke utara karena sebagian besar wilayah kota telah rata dengan tanah.

Tetapi ketika gencatan senjata diadakan, beberapa warga yang paling miskin sejak itu memilih untuk kembali dan mencari akomodasi murah di tengah reruntuhan.

Abu Ziad salah satunya. Ia memutuskan kembali bulan lalu dan menemukan tempat tinggal.

Tapi dia ingin berbuka puasa untuk setidaknya satu kali, di lokasi rumahnya dulu.

"Setiap tahun kami biasa menghabiskan Ramadan di sini dan kami ingin menghabiskan satu hari Ramadan ini di sini," katanya.

Keluarga Tareq Abu Ziad menunggu waktu berbuka puasa di tengah reruntuhan rumah mereka yang hancur setelah serangan militer pasukan pemerintah dan sekutunya di Kota Ariha, Provinsi Idlib, Suriah, Senin (4/5/2020). Muslim Suriah melewati Ramadan tahun ini masih dalam kondisi perang. (AAREF WATAD/AFP)

Di sekeliling mereka dan sejauh mata memandang, tidak ada satu pun jiwa. Yang terlihat hanyalah deretan rumah yang hancur sekaligus menyeramkan.

 

"Yang paling penting adalah kita menghidupkan kembali ingatan kita dan makan di rumah kita," tambahnya.